Mohon tunggu...
Sosbud

LSI Bingung Tentukan Pemenang

4 November 2008   13:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin beda dengan pertarungan Barack Obama dan John McCain, pilkada Jatim bahkan berlangsung lebih sengit. Lembaga Survei Indonesia (LSI) -- sebuah lembaga penelitian yang getol melakukan penghitungan cepat (quick count, QC) dan survei politik -- tidak berani memprediksi siapa yang akan menjadi Gubernur Jawa Timur? Apakah pasangan Sukarwo-Saifullah Yusuf atau Khofifah Indar Parawansa? Dalam siaran pers yang ditandatangani Siaful Mujani, LSI mengatakan, tidak bisa menyimpulkan pasangan mana yang terpilih sebagai Gubernur Jatim periode 2008-2013. Siapa pemenang Pilkada Jatim putaran kedua harus menunggu perhitungan manual dan penetapan resmi KPU Jawa Timur.

Dari hasil QC LSI, pasangan Kaji memperoleh 50,44% dan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf meraih 49,56%. QC LSI menggunakan 400 sampel TPS yang tersebar secara proporsional di setiap kabupaten/kota yang ada di Jatim. Sampel TPS dipilih dengan menggunakan metode kombinasi stratified-cluster random sampling. Toleransi kesalahan (margin of error) pada QC ini sekitar 1% pada tingkat kepercayaan 99 persen. Karena adanya efek cluster, maka tingkat error menjadi lebih besar hingga sekitar 2%. Artinya, perolehan suara kandidat dari hasil QC bisa bergeser ke atas atau ke bawah hingga 2%. Karena itulah, LSI tidak bisa menyimpulkan siapa yang menang. Tahu ah gelap.

Yang menarik dari QC LSI adalah tingkat partisipasi pemilih hanya 54,44%.  Artinya, apa? LSI tidak menjelaskan. Namun boleh jadi, golput terjadi karena problem administrasi atau memang political fatique?Dari hasil LSI, pasangan Kaji unggul di 20 kabupaten sedang pasangan Karsa menang di 18 kabupaten. Amat tipis?

Lalu bagaimana? ya sebaiknya menunggu saja hasil penghitungan manual KPU karena selisih suara yang amat tipis sangat spekulatif untuk mengklaim kemenangan. Siapapun yang menang tentunya harus diterima karena dalam demokrasi pasti akan ada yang menang dan yang kalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun