Mohon tunggu...
Budiman Japar
Budiman Japar Mohon Tunggu... -

Dokter Kandungan

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Topik 114: Komplikasi Hamil Anggur

1 Oktober 2014   00:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:53 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu hamil 14 minggu, ttp bukan janin isinya, hanya gelembung2 darah yg disebut hamil anggur. Lalu dikuret di Rs.di cengkareng. Keluar darah dan gelembung darah spt anggur 750 cc. Sesuai hamil anggur dgn kadar hormon BHcG 225 ribu.

Setelah kuret ibu sakit perut, ternyata ada kista yg terpuntir krn rahim mengecil shg tangkai kistanya memutar shg terpilin, mk dioperasi diangkat kistanya.

Dikira sudah selesai, ternyata meskipun gelembung2 darah anggur sudah keluarkan, ttp racun yg terbentuk (radikal bebas) telah meningkat dan menyebar masuk ke dlm darah ibu, hingga proses "keracunan kehamilan" tetap berlanjut yg disebut Pre Eklamsia.
(Tekanan darah naik, kaki bengkak dan ginjal bocor)

Krn tdk terkendali mk racun yg masuk ke dlm darah ibu, menyebabkan kerusakan organ lain secara beruntun: ginjal bocor shg protein bocoor jd ibu kekurangan albumin, yg menyebabkan rusaknya ginjal shg tdk bisa produksi air kencing (terpaksa cuci darah).

Dan cairan masuk ke dalam paru2 shg paru2 terendam, tdk bisa nafas shg masuk icu ventilator (now sudah lepas).

Kerusakan lever dan penurunan hemoglobin dan trombosit shg terjd perdarahan di lambung dan usus (DIC).

Lihat betapa berbahayanya sesuatu yg awalnya ringan krn tdk terkendali jd merusak semua organ.

Sering kt menghemat biaya dgn mengurangi pemeriksaan rutin, shg kt kehilangan data dasar penegak kepastian. Spt saat kuret abortus harusnya periksa PA jaringan yg dikeluarkan, ttp demi hemat tdk diperiksa, apa bukan mola partial, atau bahkan kanker PTG?

Semoga bermanfaat,

pin Dr.Bj Education Club: 28EF8EB6
My twitter @dokterbj
www.dokterbj.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun