Menurut Dr. Ali Shariati yang mengatakan bahwa manusia ialah makhluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi serta intelegensi yang baik ( Emosional dan Intelektual Quotient ) atau biasa disebut dengan hubungkan sesama manusia ( Horizontal ) dan penting pula penguasaan ruhiyah ( spiritual Quotient ) yang biasa disebut hubungkan kepada sang pencipta ( Vertikal ). Berdasarkan aspek ini alangkah baiknya untuk mengkolaborasikan tiga konsep tersebut dalam bentuk Emotional dan Spiritual Quotient yang dapat memelihara keseimbangan antara kutub keakhiratan dan keduniawian.
Dari berbagai Penelitian,telah membuktikan bahwa kecerdasan emosi memiliki peran yang signifikan disbanding kecerdasan intelektual barulah sebatas syarat minimal meraih kesuksesan, namun kecerdasan emosilah yang sesungguhnya mengantarkan seseorang menuju puncak kesuksesan. Buktinya adalah orang yang memiliki kecerdasan inteltual yang tinggi akan terpuruk oleh persaingan. Sebaliknya yang memiliki kecerdasan intelektual yang biasa -- biasa saja justru sukses menjadi bintang -- bintang kinerja, pengusaha sukses, dan pemimpin di berbagai kelompok. Di sinilah kecerdasan emosi membuktikan eksistensinya.
Ketika seseorang dengan kecerdasan emosi dan inteltual berhasil mencapai kesuksesan, seringkali terjebak pada perasaan kosong dan hampa dalam sisi batin kehidupannya. Setelah prestasi puncak telah digapai, pemuasan kebendaan telah di raih. Ia tidak tahu lagi kemana harus melangkah, untuk tujuan apa semua prestasi itu diraihnya hingga diperbudak uang serta waktu tanpa tahu dan mengerti dimana ia harus berpijak. Jawaban dari permasalahan tersebut ialah memasukkan konsep kecerdasan spiritual dan emosi yang dimana akan mengisi kekosongan batin. Mengapa bukan kecerdasan spiritual saja yang menjadi jawabannya? Karena Kembali lagi pada pemisahan dunia dan akhirat, kotomisasi pemikiran 'dunia saja' atau 'akhirat saja' yang berdiri masing -- masing. Hal tersebut yang mesti dihindari, karena keduanya harus mampu secara proporsional bersinergi yang menghasilkan jiwa raga yang penuh dengan keseimbangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI