Gak terasa udah Jumat lagi.
Saya baru saja memasuki pelataran mesjid untuk mendirikan sholat Jumat. Seorang sekuriti datang tegopoh-gopoh lalu memandu saya untuk parkir dengan sikap yang sangat ramah.
"Terus! Teruus. Bales, Pak. Yak, lurusin bannya. Terus, yak...op!!!"
Saya amazed juga ngeliat orang itu, soalnya badannya tinggi besar, berkulit gelap, berwajah garang tapi ramahnya bukan main. Bener kata orang 'Don't judge book by its cover'. Dengan senang hati dia membantu para tukang parkir yang juga sedang sibuk membantu mobil-mobil lain yang banyak sekali mencari tempat parkir.
Setelah mobil saya nangkring di posisi sempurna, saya berniat mematikan mesin mobil namun sekuriti tadi dengan niat baik berteriak dengan nada ramah, "Kaca spionnya ditutup ya, Pak? Biar gak keserempet mobil lain yang nanti parkir di sebelah Bapak."
"Okay!" jawab saya sambil menoleh ke arah tombol otomatis untuk menutup kaca spion. Namun belum lagi sempat menekan tombol tiba-tiba terdengar suara: KRAK!!!
Saya menoleh ke arah suara itu dan bukan main terkejutnya saya...kenapa? Ternyata sekuriti itu telah menutup kaca spion tersebut secara manual dengan tangannya yang kekar.
Si Sekuriti juga terkejut melihat hasil perbuatannya. Dalam waktu kurang dari 10 detik, dia menyadari telah melakukan kesalahan besar.
"Waduh!!! Maap ya, Pak. Ini seharusnya otomatis ya, Pak? Waduh saya gak tau, maaf sekali, Pak."
Dengan wajah kesel, saya memeriksa kaca spion. Gak patah sih tapi posisinya sudah dalam keadaan tertutup secara paksa. Saya coba untuk membukanya dengan tombol otomatis ternyata gagal. Saya coba berkali-kali tetep aja gak bisa. Sementara Sang Sekuriti terus saja berkotek mengumbar kata 'maaf' yang sama sekali tak bermanfaat untuk membuka kaca spion tadi.
Karena niatnya mau sholat jumat dan mengingat Si Sekuriti juga maksudnya baik, saya memaafkan orang itu. Saya cuma bilang gini, "Niat baik itu bagus, Pak tapi niat baik tanpa dilandasi pengetahuan bukannya menolong malahan akan menyusahkan orang lain."