Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melatih Creative Attitude Pada Anak

6 September 2016   00:17 Diperbarui: 20 Juli 2019   22:49 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: lifeinkashmir.com

"There are more flowers in cemetery than in wedding halls. Because tragic is stronger than happiness." 

Subhanallah! Saya langsung ga jadi ngeluarin caption versi saya. Kalimat Leon langsung membuat kalimat saya ga ada apa-apanya. Hehehe.... Dan begitulah yang selalu terjadi di keluarga kami. Tiap ada yang mau posting foto ke Instagram, kita diskusi lagi. Dan biasanya kami selalu menemukan caption yang menarik. Begitu pentingnya sebuah caption, sehingga seringkali terjadi sebuah foto tertunda di-posting berhari-hari cuma karena kami merasa belum menemukan caption yang bagus. 

tempfileforshare-03-57cda875707e618757eae84d.jpeg
tempfileforshare-03-57cda875707e618757eae84d.jpeg
Apa yang saya lakukan ke anak-anak saya keliatannya sepele kan? Cuma permainan mencari caption. Padahal, pada saat itu saya sedang menanamkan ke benak mereka yang namanya creative attitude. Mereka harus ngerti bahwa hakikat hidup itu adalah berkarya. Tuhan adalah Father of Creation. Kata creation adalah kunci dari hakikat hidup. Satu-satunya bakat yang diwariskan Tuhan pada manusia, dan tidak diwariskan pada makhluk lain adalah berkarya (to create). Sia-sialah manusia yang selama hidupnya tidak pernah berkarya. 

Janganlah menganggap berkarya itu ribet atau sulit. Tau ga? Tulisan kalian di blog, itu sudah termasuk sebuah karya. Tweet kita di twitter, itu juga karya. Status FB juga adalah karya. Jadi seandainya kalian setuju bahwa semua itu adalah karya, sangat wajar dong kalo dalam mengerjakan sebuah karya, kita melakukannya dengan creative attitude. 

Jangan gunakan status FB untuk mengeluh, menjelek-jelekkkan apalagi sampe memfitnah orang lain. Social media itu bukan buku harian kita. Social media adalah ruang publik. Fungsinya adalah sebagai sarana dan kesempatan kita untuk memanfaatkan ruang publik tersebut untuk menunjukkan kreativitas kita. Ajarkanlah anak kita sejak dini untuk memanfaatkan media sosial secara positif. Mengajarkan mereka untuk berkarya akan sekaligus mencegah mereka menjadi haters. Coba itung! Udah berapa banyak orang yang tiba-tiba menjadi terkenal gara-gara media sosial? Banyak kan? Tapi tak terhitung juga haters yang berkeliaran di media sosial. Dan kita ga mau kalo anak kita menjadi salah seorang di antaranya kan? Astaghfirullah! Jangan sampe deh...!

Bagaimana cara menilai karya kita itu bagus atau tidak? Sederhana aja; Kalo tweet kita banyak yang RT, itu indikasi bahwa tweet kita bagus. Kalo status FB kita banyak yang like, comment atau shared, udah pasti itu artinya bagus. Kalo foto kalian di Instagram yang nge-like sampe ribuan, itu berarti kalian sudah termasuk kategori digital celebrity. 

Di social media kita harus menginspirasi. Bukan menghakimi. In social media we have to inspire people, not judge others. 

Follow my twitter @budiman_hakim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun