ONE NEXT STEP - oleh : Ariadi Abimanyu  Â
Oktober tahun lalu gue nyoba naik gunung Kinabalu di Malaysia. Gue ngajak Budiman Hakim untuk bareng-bareng naik ke sana tapi dia menolak. Budiman udah ga sanggup naik karena back problemnya. Ya udah gue pergi aja sendirian. Iseng aja pengen coba-coba naik gunung lagi. Udah lama banget gak mendaki.
Â
Terus terang setelah bertahun tahun gak naek gunung sejak jaman kuliah, gue cukup nekat mendaki gunung setinggi Kinabalu. Sendirian pula. Ceritanya mau cari tantangan gitu.. hasilnya? Gue beberapa kali ingin menyerah. Gak kuaatt!!
Â
Selama mendaki, mental gue selalu jatuh setiap kali menengok ke atas. Setiap kali melihat tanjakan tanpa ujung di depan, gue langsung frustrasi. Tiap mendekati satu punggung gunung, gue selalu berharap itu adalah tanjakan yang terakhir. Tapi begitu tanjakan yang satu terlewati, lagi-lagi gue menemukan tanjakan selanjutnya. Aduh! Gua capek dan selalu ingin menyerah aja lalu pulang ke rumah.
Â
Tapi ada satu hal yang gua belajar saat itu.
[caption id="attachment_32371" align="alignright" width="300" caption="Adit di Gunung Kinibalu"][/caption]
Â
Gue sadar. Ternyata gua salah mensetting otak gue. Cara pandang gue menyulitkan diri sendiri. Lalu gue memutuskan untuk jalan menunduk saja dan melupakan tanjakan-tanjakan itu. Walau tetap tau tujuan gue adalah ke puncak yang masih jauh, tapi gua lebih memilih fokus hanya kepada setiap satu langkah lalu fokus lagi ke langkah selanjutnya dan begitu seterusnya Ternyata dengan cara itu gue baik baik saja.
Eh tau gak, ternyata dalam menjalani hidup juga sama loh! PS Ini tulisan sahabat saya Adit. Laporan lengkapnya bisa ditemukan di sini BH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H