Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Guru - Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Penulis 2 buku non fiksi remaja (Kun Al Fatih 2017 dan Falyaqul Khairan 2018) ⦁ Mubaligh (Alumni Ma'had Kutubussittah Babussalam Makassar 2016 dan Ma'had Albirr Unismuh Makassar 2021) ⦁ Guru (SMA Wihdatul Ummah Takalar)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makanan Bergizi: Lebih dari Sekadar Nutrisi

1 Desember 2024   17:47 Diperbarui: 1 Desember 2024   18:22 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan bergizi bukan hanya tentang nutrisi (Sumber: allnaturalfood.net)

Konsep halal dan thayyibah dalam Islam tidak hanya sebatas pada jenis makanan yang diperbolehkan, tetapi juga mencakup proses pengolahan dan penyajiannya. Makanan yang halal harus diperoleh dari sumber yang jelas, tidak mengandung najis, dan tidak diharamkan oleh syariat. 

Selain itu, makanan tersebut juga harus thayyibah, yakni baik untuk dikonsumsi, memberikan manfaat bagi tubuh, dan tidak menimbulkan mudharat. Prinsip halal dan thayyibah ini sejalan dengan konsep kesehatan yang holistik, di mana makanan bukan hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah.

Dengan mengonsumsi makanan halal dan thayyib, umat Muslim tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh. Faktanya banyak makanan yang diharamkan dalam Islam memiliki dampak negatif bagi kesehatan, seperti alkohol dan daging babi. Oleh karena itu, prinsip halal dan thayyibah dapat menjadi panduan bagi umat Muslim dalam memilih makanan yang sehat dan bergizi.

Nutrisi yang Diperlukan

Islam sangat memperhatikan kebutuhan nutrisi tubuh. Al-Qur'an mendorong umat Muslim untuk mengonsumsi makanan yang beragam dan seimbang mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. 

Karbohidrat sebagai sumber energi utama, protein untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, lemak sebagai sumber energi cadangan, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur tubuh, semuanya diperlukan dalam jumlah yang cukup. Namun, Islam juga mengajarkan agar kita tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan tertentu. Keseimbangan adalah kunci untuk menjaga kesehatan tubuh.

Kebutuhan nutrisi setiap individu berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi pola makan yang sesuai. Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, kita dapat meningkatkan kualitas hidup dan menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk.

Etika Makan Jangan Dilupakan

Etika makan dalam Islam tidak hanya sebatas pada aturan makan, tetapi juga mencakup adab dan sopan santun dalam bersantap. Umat Muslim diajarkan untuk mengucapkan basmalah sebelum makan, bersyukur atas rezeki yang diberikan, dan tidak menyia-nyiakan makanan. Selain itu, Islam juga mengajarkan untuk makan dengan tangan kanan, duduk dengan sopan, dan tidak berbicara terlalu banyak saat makan.

Etika makan yang baik akan berdampak positif pada kesehatan mental dan spiritual. Aktivitas makan dengan tenang dan penuh kesadaran, membuat kita dapat lebih menikmati makanan dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Selain itu, etika makan juga mengajarkan kita untuk menghargai makanan dan tidak membuang-buang makanan, yang merupakan salah satu bentuk pemborosan yang dilarang dalam Islam.

Hati Tenteram, Pikiran Tenang

Makanan yang halal dan thayyib tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap spiritualitas seseorang. Dengan mengonsumsi makanan yang baik, hati akan menjadi tenang dan pikiran menjadi jernih. Hal ini akan memudahkan kita untuk berkonsentrasi dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebaliknya, makanan yang haram dan najis dapat mengotorikan hati dan menjauhkan kita dari Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun