Perjalanan hidup selalu menyimpan cerita menarik di baliknya. Begitu juga dengan kisah inspiratif seorang Mubaligh bernama Mas Hafyidz, yang telah menapaki jejak perjalanan yang penuh makna dalam dunia dakwah. Dengan segala perasaan haru dan sedih yang bercampur aduk, kisahnya menghadirkan semangat untuk terus berbuat baik bagi sesama.
Mas Hafyidz mengemban tugas mulia sebagai pengajar di Masjid An Nur Sengka, Kabupaten Gowa, selama satu tahun setengah. Di sana, dia mendidik caberawit (santri dan santriwati) dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Tak hanya mengajarkan Al-Qur'an dan tajwid, tapi juga mengajarkan doa sehari-hari, tata krama sopan santun, tata cara wudhu dan shalat, serta adab-adab dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam perjalanan 18 bulan yang jauh dari keluarga, Mas Hafyidz hidup mandiri di tengah-tengah kampung orang. Dia menghadapi lingkungan baru, bertemu dengan berbagai wajah baru, dan meniti jalan dakwah yang semakin luas. Setiap hari, dia tulus berbakti mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak, remaja, pemuda, hingga orang tua. Dedikasinya dalam mengajarkan Al-Qur'an dan hadis sungguh patut diapresiasi.
Tak hanya menjadi seorang guru, Mas Hafyidz juga menjadi sahabat bagi para jamaah di masjid. Dia mengajak caberawit berolahraga sepak bola di sore hari, berjalan-jalan di akhir pekan, bahkan mengadakan acara makan-makan di malam minggu. Segala upaya ini dilakukan untuk memberikan pengalaman berharga dan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan.
Kepada Mas Hafyidz, kami, para jamaah, ingin menyampaikan ucapan terima kasih dengan penuh rasa haru. Alhamdulillah jazakallahu khoiro atas dedikasi dan kebaikanmu. Semoga ilmu yang telah Mas sampaikan menjadi amal jariyah dan bermanfaat bagi mereka hingga masa depan. Jasa-jasamu dalam membina anak-anak kami tidak akan kami lupakan. Semoga Allah selalu memberi barokah dalam perjalanan dakwahmu, dan semoga perjuanganmu menjadi inspirasi bagi banyak orang. Terima kasih, alhamdulillah jazakallah khoiro Mas Hafyidz!
