Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Guru - Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Penulis 2 buku non fiksi remaja (Kun Al Fatih 2017 dan Falyaqul Khairan 2018) ⦁ Mubaligh (Alumni Ma'had Kutubussittah Babussalam Makassar 2016 dan Ma'had Albirr Unismuh Makassar 2021) ⦁ Guru (SMP SMA Wihdatul Ummah Takalar)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasihat Syaikh Muhammad Mungkiz pada Dauroh Al Qur'an DPP Wahdah Islamiyah

25 September 2022   10:48 Diperbarui: 25 September 2022   10:56 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dauroh Al-Qur'an DPP Wahdah Islamiyah (Sumber foto: wahdah.or.id)

Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar menjadi saksi terselenggaranya Daurah Al-Qur’an bertema, “Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur’an dan Jalan Hidup Sukses.” Dalam dauroh ini, hadir selaku pemateri Syaikh Dr. Muhammad Mungkiz pada ahad 18 september 2022 lalu.

Para peserta begitu antusias mengikuti acara, bukan hanya yang hadir langsung di lokasi, tetapi juga peserta online via zoom khusus akhwat dari berbagai daerah. Kegiatan berlangsung dengan khidmat dengan materi yang sangat menarik.

Syaikh Dr. Muhammad Mungkiz, mengawali materinya dengan memaparkan tentang arti tadabbur Al-Qur’an. Beliau menjelaskan bahwa tadabbur adalah akhir dalam segala sesuatu. Proses tadabbur dengan Al-Qur’an tidak hanya di awal-awal kita berinteraksi dengan Al-Qur’an saja. Tadabbur Al-Qur’an diawali dengan pengenalan bacaan Al-Qur’an. Selanjutnya memahami maknanya atau tafsirnya dan kemudian baru mentadabburinya.

Ada dua poin penting dan utama dalam Tadabbur Al-Qur’an, menurut Syaikh Dr. Muhammad Mungkiz. Pertama, mengimplementasikan segala perintah Allah yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Lalu kedua, menghindari larangan-larangan Allah swt.

Beliau juga menjelaskan makna Tadabbur yaitu mengaplikasikan dan mengamalkan perintah-perintah yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Predikat alim hanya disematkan kepada mereka yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya. 

Sebaliknya, Allah mencela orang-orang Yahudi sebab mereka tidak mengamalkan apa yang mereka mengetahui dan pahami. Sementara Nasrani justru semangat belajar tetapi tidak memiliki pengetahuan yang benar.

Syaikh lanjut menjelaskan bahwa ada manusia dalam menyikapi larangan-larangan yang terdapat di dalam Al-Quran dengan kurang baik. Mereka memiliki semangat mengamalkan segala perintah dan menjalankan ibadah lainnya. Namun, ketika datang larangan kepadanya, ia tetap melanggarnya.

Penjelasan beliau semakin mendalam. Syaikh menjelaskan tanda suksesnya tadabbur adalah menetesnya air mata yang takut dengan ayat-ayat Allah yang dia baca, ia menangis atas rasa takutnya kepada Allah. Itu merupakan tanda keimanan kepada Allah. Maka orang yang membaca Al-Quran tapi belum hadir rasa takutnya kepada Allah berarti ia belum mentadabburi Al-Quran.

Pengaruh lain ketika mentadabburi Al-Quran ialah akan lahir ketentraman hati dan ketenangan jiwa. Ini adalah fenomena yang paling diperlukan manusia saat ini. Rezeki itu telah diatur oleh Allah subhanahu waatala. Maka perubahan kondisi yang terus menerus membutuhkan tadabbur Al-Quran agar mendapatkan ketenangan jiwa dan ketentraman hati.

Dengan demikian, mendekatkan diri terhadap Al-Qur’an menjadi sangat penting bagi kita. Para ulama terdahulu di akhir hidupnya, mereka sempat berangan-angan kalau sekiranya dahulu kehidupan kita ini semua dipenuhi dengan Al-Qur'anul karim. Maka jangan sampai di penghujung umur, kita menjadi orang yang menyesal, karena jauh dari Al-Qur’an.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun