Ciusss...?
Itu bahasa iseng yang sering kita dengar.
Maknanya, sudah pasti pembaca mengerti.
Mengapa Indonesia kotor menjelang PEMILU, saya tidak mau tahu berapa jumlah yang nyaleg dan yang ingin jadi presiden di 2014. Yang jelas sekarang, dimana-mana, dari jalan besar, jalan kecil, gang-gang sempit dan kumuh, tempat strategis, sampai di tempat pengungsian (apalagi) bersebaran tak beraturan mulai stiker, pamlet, umbul-umbul, bendera, spanduk sampai banner kaya iklan rokok, bahkan sampai duit 50ribuan, para promosiwan-promosiwati yang ingin nyaleg dan nyapres. Dan lucunya sebagian besar hanya minta dipilih tanpa pernah promosi visi... Woowww keren kan? Saya risih juga, karena keindahan kota, desa bahkan pohon-pohon dipaku dan dipaksa untuk ditumpangi promo-promo tanpa visi yang ada foto calon dan tulisan MOHON DOA DAN DUKUNGANNYA, INGAT 9 APRIL 2014, PILIH SAYA rata-rata seperti itu.
Sekali lagi saya tidak mau mengambil data dari lembaga survey manapun yang menghitung ongkos promosi calon-calon itu, yang  justru kurang tepat dan bikin semrawut, yang jelas pasti triluyunan. Sementara dibeberapa daerah saudara-saudara kita banyak yang sedang terkena musibah. Gimana ya kalau biaya gitu-gitu untuk menyejahterakan rakyat, gimana saja konsepnya asal lagi-lagi jangan hanya menjelang pilihan. Kalau menurut saya, jangan deh promosi PILIH SAYA DIJAMIN RAKYAT SEJAHTER, kenapa harus dipilih dulu baru menyejahterakan rakyat, kalaupun terpilih mungkinkah ada realisasi untuk menyejahterakan rakyat.? Yang ada biasanya.... (mari kita sama-sama pikirkan).
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, tidak banyak kebijakan-kebijakan tuan-tuan dan nyonya-nyonya menyentuh langsung ke rakyat, buktinya, kita pake gas 3 kg, tapi kan jadi ada pabrik tabungnya, tempat pengisiaanya, bandarnya, dan lagi-lagi untung buat mereka-mereka, karena sering banget gas 3kg meghilang dan tidak tepat sasaran, kalau kata istri saya yang sering susah dapet gas 3kiloan, KENAPA PEMERINTAH TIDAK BUKA PENGISIAN GAS 3KG, KAYA SPBU, biar semua terjangkau. Nah... sekarangkan yang isi dan nyalurkan dengan distibusi yang puannjang.... tidak langsung pada konsumen.
Nah... batur sedulur kabeh...
Ini hanya uneg-uneg saya aja... kalo menurut saya mendingin nyari duit sendiri-sendiri, mandiri, membesarkan diri, kerja keras dan berdoa, istilahnya jadi profesional,... dan biasanya jadi rebutan rumah-rumah toean-toean dan njonja-njonja....
CIUUUUUUUUUUUUUSSSS...? MI APA.....?
MISIMU OPO CAH...?
ini catatan, ada ngk sih aturan untuk para promosiwan-promosiwati agar membersihkan apa yang ditempelnya sebelum PEMILU. Agar wajah Indonesia kembali, Â clinnnnnnng. Sampai kehati-hatinya.