1980 - 1990, eranya perkembangan ekonomi menjadi kiblat semua orang
1990 - 1995, eranya "berharganya setiap rupiah"
1995 - 1997, eranya negara ini divonis bangkrut di semua lini
1997 - 2005, eranya "mondar-mandir" ganti presiden
2005 - 2010, era apa ini ? Banyak "ling lung" nya
2010 - ......, eranya "politik tipu-tipu"
Cobalah lihat, semua bagian negeri ini "seolah hancur", ekonomi yang katanya tumbuh tapi tumbuhnya entah dimana, hasil survey rakyat miskin jumlahnya turun, dan statistik juga mengatakan begitu. Tapi apa nyatanya, pengemis makin banyak dijalanan, gelandangan tidur di emperan sudah seperti membakar sate, anak usia dibawah 10 tahun ikut-ikutan meramaikan jalanan untuk menjadi "pengamen modal tepuk tangan".
Parlemen, lihat saja...kerjanya cuma ribut, untuk urusan titik koma, atau malah permisalan yang salah. UUD 1945, bolak-balik di amandemen karena sudah tak sesuai dengan "minat" para anggota dewan yang terhormat. Wakil rakyat, hanya memikirkan partai dan keluarganya, entah dimana diletakkannya rakyat di dalam hatinya.
Olah raga, hancur lebur....PSSI ribut karena urusan pilih ketua saja. Olah raga yang lain, semua "terpuruk" ke titik nadir, hanya sedikit yang bisa dibanggakan - di level Asia Tenggara tak memimpin, di Asia diluar 10 besar, di Olimpiade hanya bisa 1 emas, jika dibanding dengan jumlah penduduk rasanya nggak sebanding.
Menteri ? Menentukan libur dan cuti bersama saja "pusing" kepalanya.
Belum lagi yang lain, masalah SMS dibahas sampai se akar-akarnya, dan memakan waktu berhari-hari.