Mohon tunggu...
Arief Budiman
Arief Budiman Mohon Tunggu... -

Berusaha keras selalu menyajikan tulisan bermakna, berguna dan menghibur.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kiprah Richard Nixon dan Belajar dari Skandal Watergate (Bagian 2)

7 Maret 2010   05:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tetapi Nixon bukan seorang bernaluri damai. Ia meningkatkan perang, meluaskannya hampir ke seluruh dataran Indochina (Laos dan Kamboja). Inilah hal yang tidak sah. Perang hanya bisa diputuskan oleh Kongres. Tetapi Nixon punya hitung-hitungan, jika hal ini tidak mendatangkan kemenangan yang dijanjikan Pentagon kepadanya, Vietnam bisa digiring ke meja negosiasi.

Untuk menerapkan kebijakan yang begitu "clandestine" (kegitan-kegiatan terselubung) di bawah mata pihak Pesisir Timur, memang membutuhkan kerahasiaan yang begitu ketat. Ada sedikit orang saja di Washington yang bisa ia percayai. Nixon "membentengi" dirinya dengan orang-orang luar lainnya, orang-orang yang tidak memegang kedudukan publik dan tidak punya gagasan politik selain memperoleh kekuasaan semata-mata.

Haldeman, seorang mantan PR (humas), menjadi staf Gedung Putih, yang mengendalikan jalan masuk ke Presiden. Mantan mitra hukum Nixon dan manajer kampanyenya tahun 1968, John Mitchell, menjadi Jaksa Agung. Seorang humas lainnya, dan seorang teman Haldeman,  John Ehrlichman, menjadi Asisten untuk Urusan Domestik.

Nixon paling peka merasakan bahaya, bahwa akan terjadi perpisahan di dalam negeri karena oposisi makin menekan terhadap penghentian perang Vietnam. Tetapi ia juga tidak percaya sekutu yang baik seperti Direktur FBI, J.Edgar Hoover (tokoh legendaris penangkapan mafia Al Capone, melalui tim polisi anti korup pimpinan Elliot Ness), dan mencoba memecatnya lebih dari sekali. Hoover telah menjadi direktur FBI sejak 1920-an. Ia mempunyai basis kekuasaan dan sulit digeser. Nixon melihat Hoover layaknya kompetitor dan sebuah ancaman.

Lebih dari itu, Nixon mencurigai CIA, karena ia melihat badan ini sebagai turunan kaum cendikiawan Pesisir Timur dan sejarahnya "ombang-ambing" dengan musuh-musuh Amerika. Ia mendirikan badan intelejen pribadinya sendiri, hanya bertanggung jawab kepada Gedung Putih. Kemudian masih ada kaum Demokrat. Di tahun 1970-1971, ia mendirikan beberapa proyek untuk "menguping" lawan-lawan politiknya dan mengawasi pers.

Pertentangan terhadap perang memasuki titik kulminasi, di bulan Juni 1971, New York Times menerbitkan "berkas-berkas Pentagon" (Pentagon Files). Inilah rahasia perang Vietnam yang paling menggegerkan dan "merusak" performa AS, terutama serbuan tidak sah Nixon ke Laos dan Kamboja. Sumbernya adalah Daniel Ellsberg, seorang mantan analis intelijen Pentagon.

Tanggapan Nixon adalah mendirikan badan investigasi khusus yang merupakan badan investigasi "tandingan", untuk membungkam Ellsberg, Nixon menugaskan Ehrlichman dan deputinya Egil Krogh Jr menjalani unit itu dari Ruangan 216 dalam kantor Eksekutif di sebelah Gedung Putih. Stafnya kurang lebih 50 orang. Orang-orang senior temasuk pengacara staf Penasihat Keamanan Nasional, David Young, dan penasehat khusus dan pelaksana Nixon sendiri, Charles Colson.

Colson mempekerjakan E.Howard Hunt, seorang mantan CIA yang pernah terlibat dalam invasi Teluk Babi, Kuba. Ia didampingi oleh mantan agen FBI dan asisten jaksa wilayah G.Gordon Liddy. Sasaran utama mereka adalah memfitnah Ellsberg. Pada September 1971, Hunt dan Liddy menjaga sementara tiga dari agen-agen Hunt berkebangsaan Kuba menerobos masuk ke kantor psikiater Ellsberg.

Liddy jelas merupakan orang bisa diandalkan. Jadi pada bulan Desember 1971, penasehat Gedung Putih, John Dean memilih dia untuk bekerja di bawah John Mitchell dan Jed Magruder di Komite Pencalonan Kembali Presiden (Commitee to Re-elect the President) atau CREEP. dalam prokem Amerika 'creep' berarti orang yang menjijikkan. Entah kenapa bisa menjadi sebuah kebetulan.

Posisi Liddy di CREEP adalah Penasehat Umum, tetapi pekerjaannya "mengumpulkan intelijen politik". Pada tanggal 27 Januari 1972, ia menguraikan sebuah rencana yang disebut "Operation Gemstone" kepada Mitchell, Magruder dan Dean. Di pemilihan yang berikut, ia bermaksud untuk mengoperasikan kampanye sabotase, pemerasan, penculikan, pencurian dan pengawasan elektronis (penyadapan).

Nilainya mencapai USD 1 juta!

Walaupun Mitchell menolak rencana ini karena terlalu mahal, Liddy diberi wewenang untuk menerapkan versi Gemstone yang disederhanakan, dengan dana "hanya" USD 250 ribu. Operasi pertamanya adalah mendobrak masuk ke markas besar kampanyenya George McGovern, yang muncul sebagai sosok menonjol untuk pemilihan partai Demokrat tahun itu. Operasi gagal.

Tetapi pada malam yang sama, 26 Maret 1972, Liddy dan Hunt dan tim orang Kuba mereka membongkar kantor-kantor Komite Nasional partai Demokrat di gedung Watergate. James W. McCord, koordinator sekuriti CREEP, memasang dua alat penyadap. Melihat keadaan, hanya satu alat penyadap saja yang bekerja, dan celakanya yang dihasilkan tidak lebih dari obrolan para sekretaris.

CREEP memutuskan melakukan satu operasi lagi, pada malam hari tanggal 16 Juni 1972. Kejadian itu berakhir dengan "malapetaka". Seorang penjaga malam yang siaga, menelpon polisi yang menahan lima "tamu tak diundang" di lantai enam gedung Watergate. Mereka sedang membawa alat-alat penyadap, walkie-talkie dan jumlah uang yang cukup besar.

Mereka memberi nama palsu, namun waktu diinterogasi dengan cepat mereka mengakui identitas mereka yang sebenar-benarnya. Sangat mengejutkan, kelima orang tersebut adalah James McCord, yang menghubungkan pembobolan itu kepada CREEP, mantan agen CIA Bernard Baker, Frank Sturgis, seorang tentara bayaran kelahiran AS yang pernah bertempur melawan Castro, dan dua orang Kuba, Virgilio Gonzalez dan Euginio Martinez, seorang tukang kunci. Liddy, Hunt dan Alfred C. Baldwin, seorang mantan agen FBI ada di dekat tempat kejadian mengawasi operasi, namun mereka berhasil lolos.

Orang-orang ini bisa saja membeberkan pembobolan ini atas kewenangan diri mereka sendiri. Tetapi rantai komando kembali melalui Strachan dan Krogh ke Haldeman serta ke Ehrlichman, para penasehat terdekat sang presiden, dan melalui Mitchell kepada presiden sendiri.

Nixon menyatakan bahwa berita mengenai pembobolan itu diterimanya pada saat ia tengah berlibur ke Key Biscane, Florida. Reaksinya adalah, bahwa penyadapan ke kantor Komite nasional partai Demokrat adalah hal yang bodoh. Siapa saja yang tahu mengenai politik akan tahu bahwa markas besar komite nasional adalah tempat tidak berguna untuk disinggahi untuk mendapatkan rahasia mengenai kampanye presiden, demikian tulis Nixon dalam memoarnya.

Waktu kelima pembobol itu dihadapkan ke pengadilan pada 17 Juni, mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai "anti komunis" dan McCord berbisik CIA kepada hakim. Laporan-laporan pers mengidentifikaskan McCord sebagai koordinator sekuriti dari CREEP, tetapi Mitchell mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa McCord hanya dipekerjakan sebagai konsultan sekuriti sementara yang sudah dibebastugaskan sebulan sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun