Mohon tunggu...
Arief Budiman
Arief Budiman Mohon Tunggu... -

Berusaha keras selalu menyajikan tulisan bermakna, berguna dan menghibur.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Menampung "Gempuran Merek" di Ingatan Kita ?

28 Februari 2010   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:42 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Mungkin anda mengetahui banyak pengakuan bahkan penghargaan yang diberikan oleh beberapa lembaga survei bisnis di Indonesia, antara lain : The Nielsen Indonesia (d/h AC Nielsen), Frontier, Mark Plus Corp., Majalah SWA, Majalah Marketing dan masih banyak lagi "reward and recognition". Jenis pengakuan dan penghargaannya pun bermacam-macam : IBBA (Indonesian Best Brand Award), ICSA (Indonesian Customers Sevice Award), Indonesian Top Brand, dan beberapa lagi.

Bila kita simak lebih detail bahwa kategori produk (product category) atau tempat belanja (shopping market) saja sudah bermacam-macam, antara lain :

Makanan dan Minuman, Obat-obatan dan Vitamin, Perawatan Pribadi, Perlengkapan Pribadi, Toilettries, Elektronik, Kebutuhan Kantor, Komponen Otomotif, Bahan Bangunan, Home Entertainment, Toko Berlian, Department Store, Toko Buku, Restoran Fast Food, Hypermarket, Toko Roti/Bakery, Toko Donat, Café Kopi, Fitness Center, Toko Buah-buahan, dan banyak lagi.

Tercatat di kami saat ini ada lebih kurang 20 kategori tempat belanja dan lebih dari 70 jenis produk. Jika kita melihat 20 sampai dengan 30 tahun ke belakang, yakni di era 1980-an sampai dengan 1990-an, “gempuran” berbagai merek ini belum seganas sekarang.

Mari kita hitung, jika satu kategori memiliki 20 merek saja, maka ada 1,400 merek yang beredar di pasaran (jika ini di-closed hanya untuk merek terdaftar, belum merek-merek tradisional), dan untuk tempat belanja, jika terdapat 20 kategori, dan satu kategori terdiri dari 6 merek, maka tercatat kurang lebih 120 shopping market.

Setiap produsen dari brand tersebut tidak pernah berhenti melakukan promosi, baik itu ATL (Above the Line), seperti : teve, majalah, surat kabar atau BTW (Below the Line), yakni exposure produk lewat promosi non media, seperti sampling, event-event di tempat tertentu, brosur, voucher, potongan harga di tempat, aktivitas SPG, display produk dan banyak lagi.

Penuh deh isi kepala ini…..

Apa yang harus anda lakukan untuk menghadapi “gempuran merek”(brand attack) seperti ini ?

Awalnya anda pasti bingung, bingung dalam artian, apakah itu lebih karena keputusan membeli oleh anda sendiri atau ada karena intervensi dari keluarga, misalnya istri, anak, family bahkan karena rekomendasi oleh teman.

Belum lagi, serangan media, baik itu TV, surat kabar, tabloid, majalah, booklet, brosur atau influence dari internet. Yang ada setiap hari di otak anda adalah : merek, merek, merek……yang anda harus konsumsi atau yang cuma didengar dan dilihat saja !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun