Mohon tunggu...
Budi Liem
Budi Liem Mohon Tunggu... -

Membaca, menonton, menulis, berjalan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sisi Positif Investasi Bakrie Group Di Path

13 Januari 2014   20:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Hari Sabtu kemarin (11/01/2014) sebagian masyarakat Indonesia kecewa ketika mengetahui Bakrie Group investasi di aplikasi sosial media, Path. Dari kekecewaan tersebut muncullah berbagai macam hujatan yang salah satunya, "kalau punya duit banyak kenapa harus investasi? Kenapa gak buat koran Lapindo aja?".

Mungkin saya bereda dari mereka yang kebanyakan. Saya lebih berpikir positif dan rasional (menurut saya). Ada beberapa hal yang perlu diketahui mengapa Bakrie 'berani' berinvestasi di Path:

1. Bencana alam Lumpur lapindo memiliki dampak negatif yang luar biasa hebatnya untuk Bakrie. Dalam masalah ini bisa saya katakan bahwa sampai 'Bongkar Celengan' pun Bakrie gak bisa bayar semua kerugiannya.

Biayanya besar banget? jelas! Buktinya pemerintah enggan turun tangan langsung menangani bencana tersebut. Karena biaya yang sangat mahal sementara kas negara pas-pasan. Selain itu, pemerintah pun enggan ngutang lagi ke luar negeri; mungkin ingin menjaga prestasi ekonomi kabinetnya: "berhasil melunasi hutang luar negeri". Intinya Bakrie harus menyiapkan biaya kerugian sendiri kan?

2. Sebenarnya Bakrie bisa membangkrutkan PT Lapindo, karena memang sudah gak ada pemasukan lagi sejak lumpur menyembur. Pertanggungjawabannya tinggal jual semua aset Lapindo untuk bayar kerugian korban. Pasti minus banyak karena nilai aset jauh lebih kecil dari angka kerugian. Tapi kenyataannya hingga saat ini PT Lapindo belum bangkrut dan membayar kerugian korban dengan cara dicicil. Kok lama? Iya. Tapi terus dibayar. Bukan "gak bayar" atau gak bertanggungjawab seperti klaim banyak orang (terutama lawan politiknya) selama ini.

3. Bakrie adalah sosok pebisnis. Prinsipnya uang yang ada harus diputar, bukan dihabiskan. Jadi sebagian uang digunakan untuk mencicil kerugian korban, dan sebagian lagi diinvestasikan agar bertambah. Hasil investasinya dipecah lagi: sebagian digunakan untuk bayar kerugian korban, sebagian lagi diinvetasikan lagi. Begitu seterusnya agar bisa membayar hutang-hutangnya.

4. Mengapa harus Path? Karena prospeknya bagus. Saham Bakrie merupakan saham minoritas, jadi status kepemilikannya tidak  berganti. Namun dengan begini Path bisa semakin fokus ke Indonesia. Karena saat ini Indonesia merupakan pengguna Path ke-3 terbesar.

Bahkan dengan investasi ini, Sillicon Valley (markasnya para raksasa internet) bisa jadi mulai melirik Indonesia sebagai pasar yang potensial. Bisa jadi banyak perusahaan besar lain menyusul Google dan Yahoo buka kantor cabang di Indonesia.

Kalau perusahaan besar sudah datang, infrastruktur akan ditingkatkan kualitasnya dan ini bisa menimbulkan efek bola salju yang positif, dengan arti akses informasi lebih baik. Jika masyarakat semakin cerdas, maka negara pun akan semakin maju. Karena yang diuntungkan sudah pasti masyarakat dan negara. Ada baiknya juga kan Bakrie berinvestasi di Path.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun