Mohon tunggu...
Budi Liem
Budi Liem Mohon Tunggu... -

Membaca, menonton, menulis, berjalan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menunggu Koalisi Double G

2 Mei 2014   20:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu diketahui bahwa Prabowo, Calon Presiden dari Partai Gerindra menyambangi rumah ARB, Calon Presiden dari Partai Golkar. Prabowo menyambangi rumah ARB melalui jalur belakang yang tidak banyak ditunggu oleh wartawan. Inikah tanda bahwa Golkar akan kembali berkuasa kembali? Bisa jadi.

Meskipun ARB dan Prabowo menyatakan hanya berbincang-bincang santai membahas visi misi partai, namun bisa jadi akan berlanjut ke arah koalisi. Partai Gerindra yang sebelumnya diketahui sudah berkoalisi dengan PPP, namun batal karena PPP mengalami masalah internal mengenai koalisi. Sementara itu Partai Golkar dikabarkan sudah berkoalisi dengan Hanura meskipun belum secara resmi dinyatakan.

Jikalau Partai Golkar jadi berkoalisi dengan Gerindra, tentu saja ini akan menjadi koalisi yang merepotkan bagi koalisi dari partai-partai lain . Partai Golkar dan Partai Gerindra dengan kemungkinan bergabung juga Partai Hanura, PKS maupun PKB, dapat menjadi koalisi yang kuat untuk pemerintahan mendatang.

Sejauh ini masih belum berlanjut bagaimana kabar koalisi antara Partai Golkar maupun Partai Gerindra. Namun tentu saja jika Partai Gerindra bergabung, maka ini akan lebih menguntungkan Partai Golkar dan juga dapat menaikan elektabilitas ARB jika ARB yang menjadi Capres dari koalisi. Masih belum bisa diketahui bagaimana yang akan terjadi nantinya jika Double G atau Dua G, Golkar dan Gerindra berkoalisi. Siapa yang akan menjadi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden? Mungkin mengingat posisi Partai, bisa jadi ARB akan menjadi Calon Presiden dan Prabowo menjadi Calon Wakil Presiden.

Selain itu, ARB juga dikatakan dapat meneruskan pemikiran SBY dalam melanjutkan pemerintahan dan membangun bangsa ini. Menurut Nurul Arifin, hal ini didapatkannya usai dalam berbagai kesempatan menemani ARB dalam menerima kunjungan.

Memang benar, seharusnya pembangunan dapat berlanjut terus, bukan setiap lima tahun sekali berganti. Tujuan Partai Golkar yang ingin mengembalikan GBHN pun agar Indonesia tidak berganti konsep pembangunan setiap berganti Pemerintahan.

ARB sendiri sudah memiliki pengalaman yang sangat banyak di bidang Bisnis maupun Pemerintahan. ARB pernah menjadi Menteri Koordinasi Perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid pertama dan pada KIB 1 juga berpindah menjadi Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat. renegoisasi Blok Cepu, antara Exxon dan PT Pertamina yang akhirnya Indonesia akan mendapat tambahan penghasilan Rp25 triliun per tahun selama sepuluh tahun pertama dari beroperasinya Blok Cepu, belum terhitung dana langsung yang diperoleh PT Pertamina sebagai cash bonus dari sukses negoisasi ini. Selanjutnya, mengatasi kelaparan yang melanda Yahukimo, salah satu daerah paling ekstrem dan paling terisolasi di tengah-tengah pengunungan Jayawijaya, Provinsi Papua.

Selanjutnya, ARB juga menghasilkan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat) serta pengembangan PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat). Program semacam ini langsung menyentuh perbaikan nasib rakyat, lewat tangan dan usaha mereka sendiri, dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah berperan sebagai rekan dan pembimbing. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang sampai saat ini masih dinikmati oleh para pelajar sekolah pun merupakan ide dari ARB.

Melihat fakta seperti ini tentu kita yang sudah terkena opini negatif tidak akan percaya, namun beginilah fakta sebenarnya. Banyak fakta-fakta mengenai ARB yang baik yang tidak diketahui orang karena sudah termakan opini negatif dari lawan politik maupun bisnisnya.

Sama halnya seperti Jokowi, namun untuk Jokowi hal yang terjadi adalah kebalikannya. Jokowi Die Hard Fans lebih percaya akan berita-berita positif yang dimunculkan media ketimbang berita-berita negatif yang muncul. Berita-berita negatif yang muncul langsung dinilai sebagai black campaign yang dilakukan semata-mata hanya untuk menjatuhkan Jokowi saja. Mereka tidak mau tahu bahwa hal tersebut adalah fakta, mereka hanya melihat hal tersebut hanyalah sekedar untuk menjatuhkan Jokowi dari sisi mana pun.

Seperti janji Jokowi untuk memimpin Jakarta selama lima tahun misalnya. Hal tersebut sudah jelas-jelas dilanggar oleh Jokowi dengan menerima mandat dari Ibu Mega untuk maju sebagai capres dari PDIP. Atau kemarin sempat muncul pemberitaan yang menyatakan bahwa Jokowi hanyalah perpanjangan tangan dari Ibu Mega saja. Hal-hal tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh Jokowi Die Hard Fans dan dikatakan hal tersebut hanya semata-mata untuk menggagalkan Jokowi untuk menjadi Presiden RI dikarenakan menurut mereka Jokowi lah yang paling pantas untuk memimpin Indonesia. Maaf, saya tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun, saya hanya mau kita berpandangan secara subyektif untuk memilih presiden dan wakil presiden kita nantinya demi kemajuan Negara Indonesia selama lima tahun ke depan.

Jadi, jika ARB menjadi Capres dan Prabowo menjadi Cawapres, berhati-hatilah untuk pasangan Capres dan Cawapres lain. Tentu saja pasangan ini sangat berbahaya bagi lawannya karena sama-sama nasionalis, berpengalaman dan juga mempunyai tujuan yang sama untuk kebaikan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun