Mohon tunggu...
Budilianto
Budilianto Mohon Tunggu... Guru - Aparatur Sipil Negara

Konten Creator

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnal KTI Penelitian Tindakan Kelas: Pendidikan Agama Katolik

14 Oktober 2024   13:11 Diperbarui: 14 Oktober 2024   13:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Melalui Pengunaan Media Belajar Audio Visual Pada Materi Menghormati Umat Beragama Dan Kepercayaan Lain di Kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala.

ABSTRAK

Budilianto. 2024.

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Melalui Pengunaan Media Belajar Audio Visual Pada Materi Menghormati Umat Beragama Dan Kepercayaan Lain di Kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala.

Masalah umum dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah "Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Melalui Pengunaan Media Belajar Audio Visual Pada Materi Menghormati Umat Beragama Dan Kepercayaan Lain di Kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala, maka masalah penelitiannya dapat dirumuskan: (1)      Apakah penggunaan media belajar audio visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada materi menghormati umat beragama dan kepercayaan lain di kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala; (2) Bagaimana prosedur pembelajaran dengan menggunakan media belajar audio visual untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada materi menghormati umat beragama dan kepercayaan lain di kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala. Tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini ialah: (1) Untuk mendeksripsikan efektivitas penggunaan media belajar audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada materi menghormati umat beragama dan kepercayaan lain di kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala; (2) Untuk mendeskripsikan prosedur pembelajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada materi menghormati umat beragama dan kepercayaan lain di kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala.

Metodologi dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini ialah penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana. Sumber subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala sebanyak 11 orang, yang terdiri dari 6 peserta didik laki-laki dan 5 peserta didik perempuan. Teknik pengumpulan datanya terdiri dari teknik observasi dan tes. Analisis data pada penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber dan metode sebagai teknik dalam uji keabsahan data, dimana peneliti mereduksi data, menyaji data dan menarik kesimpulan dari data tersebut.

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik (nilai) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala adalah dibawah KKM. Adapun faktor penyebabnya ialah penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran tanpa disertai pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dan menarik. Oleh karena itu, usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik (nilai), ialah dengan memanfaatkan media pembelajaran audio visual.

Kata kunci: Hasil Belajar Peserta Didik (Nilai), Media Pembelajaran Audio Visual

PENDAHULUAN

  • SD Negeri 11 Penyeberang Bala yang berlokasi di Dusun Meromo, Desa Semerawai, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat didirikan pada tahun 1982. Sekolah ini berada di tengah-tengah Kampung Meromo, dengan sebagian besar peserta didiknya berasal dari kampung tersebut. Sekolah ini memiliki enam ruang kelas, satu ruang guru, dua mess tempat tinggal guru, dua WC, satu lapangan terbuka, dan satu perpustakaan. Tenaga pendidik di sekolah ini berjumlah tujuh orang, terdiri dari satu Kepala Sekolah, empat guru kelas, satu guru pendidikan jasmani, dan satu guru Pendidikan Agama Katolik. Visi SD Negeri 11 Penyeberang Bala adalah "Menciptakan peserta didik yang beriman, cerdas, mandiri, dan berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila." Dengan visi ini, diharapkan tercipta lingkungan pendidikan yang efektif dan dapat membentuk generasi muda yang berkualitas.
  • Pembelajaran di SD Negeri 11 Penyeberang Bala berlangsung pada pagi hari, dari Senin hingga Sabtu. Pada tahun pelajaran 2024-2025, kelas 1, 2, 4, dan 5 sudah menggunakan Kurikulum Merdeka, sedangkan kelas 3 dan 6 masih menggunakan Kurikulum 2013. Terdapat enam rombongan belajar (rombel) dari kelas 1 hingga kelas 6, dengan jumlah total peserta didik sebanyak empat puluh delapan orang. Rinciannya adalah sembilan orang di kelas 1, lima orang di kelas 2, tujuh orang di kelas 3, empat orang di kelas 4, sebelas orang di kelas 5, dan sebelas orang di kelas 6. Peserta didik beragama Katolik, sebanyak tiga puluh dua orang, tiga belas orang beragama Islam, dan tiga orang beragama Kristen Protestan.
  • Proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan dari hari Senin hingga Sabtu. Setiap kelas mendapatkan empat jam pertemuan setiap minggunya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pelajaran Pendidikan Agama Katolik yang diadakan di sekolah merupakan usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik (Wiwit Aris Pranata, dkk, 2020: 118). Oleh karena itu, peserta didik diharapkan dapat memahami dengan baik pelajaran Pendidikan Agama Katolik yang diberikan kepada mereka agar bisa memperteguh iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran Gereja Katolik.
  • Keberhasilan pemahaman peserta didik dapat diukur dari hasil belajar (nilai) yang mereka peroleh. Hasil belajar adalah suatu pengaruh yang memberikan ukuran nilai berdasarkan apa yang dicapainya dalam pembelajaran baik dalam pengetahuan maupun keterampilan bagi peserta didik (Fitrina Samoi dan Nehemia Fanpada, 2021:493). Oleh karena itu, jika hasil belajar yang diperoleh peserta didik baik, hal ini menunjukkan bahwa mereka mampu mengembangkan kemampuannya dengan baik karena memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi yang diajarkan. Sebaliknya, jika hasil belajar yang diperoleh kurang baik, hal ini mengindikasikan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuannya, yang disebabkan oleh ketidakpahaman terhadap materi yang dipelajari. Kondisi ini akan berdampak pada ketidakmampuan mereka dalam memperkuat iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.
  • Di SD Negeri 11 Penyeberang Bala, hasil belajar (nilai) pada pelajaran Pendidikan Agama Katolik, relatif kebanyakan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), terutama di kelas VI. Rendahnya nilai tersebut dibuktikan dari hasil tes yang menunjukkan bahwa nilai yang mereka peroleh berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik adalah 70, tetapi banyak peserta didik di kelas VI yang mendapat nilai dibawah KKM. Adapun faktor penyebabnya ialah: 1.) Peserta didik kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran di kelas,  mereka lebih banyak diam dan tidak mengajukan pertanyaan ketika materi diajarkan. Selain itu, banyak dari mereka yang tidak memberikan respon saat diminta untuk berpendapat atau berdiskusi. Ketika diberikan tugas kelompok, beberapa peserta didik tampak pasif. 2.) Peserta didik kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga guru sering kali harus mengulang instruksi atau materi karena tidak ada interaksi yang aktif dari peserta didik. Kondisi ini membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. 3.) Peserta didik tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Banyak di antara peserta didik yang tidak mengumpulkan pekerjaan di sekolah atau rumah tepat waktu. Guru sering mendapati tugas yang dikerjakan secara terburu-buru dan tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan. Beberapa peserta didik juga cenderung mengabaikan tugas kelompok yang diberikan kepada mereka, sehingga membebani rekan-rekan yang lainnya. Saat diberi tugas individu, banyak yang tidak menunjukkan usaha yang maksimal.
  • Bila masalah ini terus ada dan tidak diatasi sedini mungkin, maka akan berdampak pada kemampuan peserta didik untuk mengembangkan dan memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengatasinya. Strategi yang bisa diambil untuk mengatasi permasalahan diatas ialah dengan memanfaatkan media belajar yang menarik dan interaktif, seperti pemanfaatan media pembelajaran audio visual. Menurut Novika Dian Pancasari Gabriela dalam jurnal yang berjudul "Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar (2021:105)," media Audio visual merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Audio visual akan menjadi penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas- batas tertentu dapat juga menggantikan peran serta tugas guru. Karena, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar mendampingi siswa dalam penggunaan media, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audio visual diantaranya program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide).
  • Atas dasar itu, penulis mencoba untuk memanfaatkan media pembelajaran audio visual untuk mengatasi permasalahan yang dipaparkan di atas sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami pelajaran yang diberikan kepada mereka dan mendapatkan hasil belajar (nilai) di atas KKM. Adapun pemanfaatan pembelajaran audio visual ini, peneliti terapkan di kelas VI pada materi Menghormati Umat Beragama dan Kepercayaan Lain.

METODE PENELITIAN

  • Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis pada  penelitian tindakan kelas (PTK) ini ialah jenis penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana. Metode penelitian kuantitatif sendiri adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan (Andi Fitriani Djollong, 2014:87), sedangkan analisi agresi linier sederhana adalah suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam berbentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana analisis hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. Bentuk-bentuk model umum regresi sederhana menunjukkan antara dua variable, yaitu variable X sebagai variabel bebas dan variable Y sebagai variabel tak bebas (W.T. Bhirawa, 2017: 75). Penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana ini dijadikan penulis sebagai jenis penelitian dikarenakan penulis ingin melihat apakah ada pengaruh variabel x dan y, yang ditimbulkan dari media belajar audio visual dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
  • PEMBAHASAN: Rumusan masalah yang akan dijawab oleh penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah "Apakah penggunaan media belajar audio visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada materi Menghormati Umat Beragama dan Kepercayaan lain di Kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala ?" Untuk dapat menganlisis data empiris hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) secara menyeluruh, peneliti merekapitulasi data hasil belajar siswa (nilai) dari sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK), Siklus I dan Siklus II, berikut ini: Dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik (nilai) dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas, yakni 68,45 pada materi 1, 67,27 pada materi 2, dan 67,55 pada materi 3 di pra siklus menjadi 69,09 pada siklus I dan 73,18 pada siklus II. Siswa yang tuntas KKM juga mengalami peningkatan, yaitu pada pra siklus dari 4 orang materi 1, 3 orang pada materi 2, 3 orang pada materi 3 menjadi 5 orang pada siklus I dan 7 orang pada siklus II. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada materi "Menghormati Umat Beragama dan Kepercayaan Lain" di kelas VI SD Negeri 11 Penyeberang Bala pada siklus I dan siklus II dapat meningkat hasil belajar peserta didik (nilai). Hasil belajar ini diukur dengan ketuntasan nilai evalusai pada materi yang diajarkan di atas KKM.
  • KESIMPULAN
    • Penggunaan media pembelajaran audio-visual terbukti dapat meningkatkan minat dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, media ini juga berperan signifikan dalam mendorong peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih optimal. Pada akhirnya, penggunaan media pembelajaran audio-visual berkontribusi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dari segi pemahaman materi maupun pencapaian nilai akademik.
    • Hal ini dibuktikan melalui peningkatan nilai rata-rata kelas dari pra-siklus, siklus I hingga siklus II. Pada pra-siklus, rata-rata nilai pada materi 1 adalah 68,45; materi 2 sebesar 67,27; dan materi 3 sebesar 67,55. Nilai rata-rata ini meningkat menjadi 69,09 pada siklus I dan 73,18 pada siklus II. Selain itu, jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) juga mengalami peningkatan, dari 4 siswa pada materi 1, 3 siswa pada materi 2, dan 3 siswa pada materi 3 di pra-siklus, menjadi 5 siswa pada siklus I, dan 7 siswa pada siklus II. Dengan demikian, kriteria keberhasilan yang ditetapkan adalah 70% dari seluruh siswa mencapai nilai KKM, serta rata-rata nilai kelas mencapai minimal 70.
  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun