Mohon tunggu...
budi kristanto
budi kristanto Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya hanya anak singkong

Selanjutnya

Tutup

Bola

Konflik Itu (Belum) Akan Berakhir (PSSI)

9 Agustus 2015   14:27 Diperbarui: 9 Agustus 2015   14:45 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Siang Rekan Kompasianer ‎

Masih membicarakan tentang konflik berlaku antara Pemerintah dan PSSI.Kenapa PSSI tetap hidup meskipun sudah disuspend oleh FIFA dan dibekukan oleh Menpora, dan kenapa pula para pengurus PSSI tetap bertahan di kursi masing-masing meskipun sebenarnya mereka tidak diinginkan keberadaannya oleh Pemerintah.Adakah "Invicible Hand" dibelakang mereka sehingga begitu kuat kemauan dan kemampuan mereka untuk tetap mengelola PSSI meskipun terbukti gagal. Lihatlah Negara lain yang pernah disuspend oleh FIFA, setelah disuspend dunia sepakbola mereka berbenah total dan dengan mudah dan relatif tanpa riak manajemen organisasi berhasil dibenahi, namun kenapa tidak bisa hal tersebut diterapkan di Indonesia?Pengurus PSSI memang luar biasa dedikasinya, loyalitas tanpa batas sudah mengantarkan mereka menjalani hukuman FIFA sekaligus dibekukan Menpora! Namun loyalitas dan dedikasi itu untuk siapa?Apakah untuk bangsa Indonesia ataukah untuk "Invicible Hand" yang menjadi bos dari segala kegiatan mereka.  Terlalu Naif jika memang tidak ada udang diatas batu, jaman seperti ini sulitlah menyebut mereka yang mengangkangi PSSI benar-benar berniat tulus memperbaiki dan memajukan sepakbola Indonesia, apalagi kudeta mereka terhadap pengurus lama (era PSSI-KPSI) bisa dibilang cukup "kejam". Selama Sepakbola Indonesia ditunggangi maksud yang menyimpang maka sejauh itu sepakbola Indonesia tidak akan kondusif, apalagi berprestasi.Terlalu banyak orang-orang yang mencari panggung di PSSI, terlalu banyak orang-orang yang mencari makan (bukan memberi makan) di PSSI.Politisi mencari panggung, Oportunis mencari makan, bukankah kombinasi yang sangat bagus dalam membunuh prestasi? Dilain pihak Menpora terkesan tidak mempunyai strategi besar dalam membenahi Sepakbola Indonesia yang sudah terlanjur kronis dengan segala permasalahannya, hingga lagi-lagi Pemerintah seakan tak punya gigi untuk menyelesaikan masalah suspend FIFA yang diakui atau tidak Pemerintah juga ikut andil saham juga.Piala Kemerdekaan yang dijadikan acuan terus mengalami penundaan, sementara Mahaka Sport and Entertainment sudah bersiap menggelar Piala Presiden, padahal Piala Presiden garapan Mahaka jauh-jauh hari sudah diklaim sebagai "Panggung Pra-musim ISL" oleh PSSI, meskipun masih menjadi perdebatan. Jika tidak segera ada pihak yang mengibarkan bendera putih (tanda menyerah) maka konflik itu tidak akan selesai dan lagi-lagi sepakbola beserta para aktor lapangan hijau-nya akan menderita. Haruskah lagi dan lagi Pemerintah menyerah kalah kepada PSSI agar konflik itu berakhir?Selamat berhari libur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun