Di Pojok Kampus Biru

Di pojokan kampus kami sering berdiskusi. Ngomongin banyak hal yang ada di benak, dari recehan hingga yang berbobot versi kami mahasiswa yang belum berbobot.

Kami tidak ragu menyampaikan apa pun sebagai bahan diskusi. Meski boleh dibilang jauh dari luas wawasan yang dipunya, tapi semangat untuk mengutarakan apa yang ada dalam otak akan terus menyala.

Bagi kami, ruang ber-AC tidak ada gunanya jika itu justru memblokir pikiran yang ada. Tentu bukan karena ada tekanan tapi lebih kepada suasana formil yang buat kekakuan hingga kebuntuan berfikir. Mahasiswa mencari ruang bebas untuk membuka otak tanpa ada sekat. Cuaca panas yang akhir-akhir ini dirasakan saat berada di pojok kampus yang tak beratap justru dapat mencairkan isi otak hingga lisan mampu berkata banyak.

Jangan tanyakan, apakah isinya berkualitas atau tidak! Yang kami targetkan dari diskusi di pojok kampus dengan hawa empat puluh derajat tidak muluk yang dibumbui dengan banyak tawa. Hanya sebatas ide yang tersalurkan dalam obrolan, itu sudah cukup membuat kebanggaan pada diri.

Bagi kami secuil ide yang pada akhirnya mampu menggerakkan banyak energi sudah cukup disebut keberhasilan, tentu berdasar perspektif kami. Mungkin saja orang lain memiliki pandangan berbeda, itu hak masing-masing.

Jika hari ini kita hidup dengan tercukupi semua kebutuhannya karena banyak hal yang sudah diberikan oleh orang lain. Maka kami pun bercita menjadi bagian dari pemberi manfaat agar kehidupan orang lain dapat berjalan dari apa yang kami berikan meski hanya secuil manfaat.

Goresan singkat yang pantas disebut curhatan ini, semoga dapat memberi dampak walaupun kecil. Paling tidak sedikit menumbuhkan semangat mahasiswa agar berani mengutarakan apa yang ada dalam pikiran. Bukan karena ingin dikenal tapi karena ingin memberi manfaat.

#Semangatmahasiswa

#UPB