Tulisan ini dikembangkan dari melihat video yang di sampaikan oleh Pak Cahyadi Takariawan
*****
Sangat menarik materi yang di sampaikan Pak Cahyadi Takariawan melalui dua video yang masing-masing berdurasi sekitar tiga puluh menit. Penyampaiannya jelas dan disertai contoh-contoh membuat lebih mudah dipahami dan tangkap maknanya.
Penyampaian dalam video tersebut diawali dengan proses Pak Cah menjadi seorang penulis. Pak Cah yang hobi membaca sejak SD menghantarkannya sebagai seorang penulis.
Pak Cah membaca semua buku yang ada di perpustakaan sekolahnya. Dengan meminjam kunci perpustakaan ke Ibunya yang kebetulan sebagai kepala sekolahnya kemudian beliau menghabiskan waktu untuk membaca selepas pulang sekolah hingga menjelang magrib.
Membaca adalah proses penting menjadi penulis. Tanpa membaca penulis tidak bisa mengembangkan tulisannya dengan baik, tulisan akan monoton dan tidak menarik.
Pak Cah mulai menulis sejak SMA. Beliau menulis puisi, cerpen dan lain-lain namun tidak dipublikasikannya. Pengalaman pertama beliau mempublikasikan tulisannya ketika membaca opini di surat kabar lokal yang menurutnya sangat kacau dan tidak sesuai dengan kebenarannya. Â Beliau mengirimkan tulisannya sebagai bantahan opini tersebut dan berhasil di muat. Dari situlah beliau akhirnya mulai aktif mempublikasikan tulisannya ke berbagai media.
Beliau aktif menulis di majalah kampus, media lokal sampai nasional. Dari banyak tulisannya beliau mendapatkan materi untuk menopang kehidupan. Sampai beliau memutuskan untuk menikah sewaktu masih kuliah dengan biaya kehidupan di dapatkan dari hasil menulis.
Lebih dari 600 Artikel beliau tulis di Kompasiana dan lebih dari 46 buku sudah beliau tulis. Â Beberapa bukunya ada yang best seller yaitu buku "Wonderful Family" Yang sudah beberapa kali di cetak ulang. Tulisan beliau yang banyak mengangkat tentang keluarga membuat beliau dan istrinya sering di undang sebagai pemateri seminar parenting.
Menurut Pak Cah menulis harus punya tujuan sebagai motivasi penulis.
Berikut tujuan menulis yang beliau sampaikan :
1. Tujuan Idiologis
Menulis dengan tujuan Idiologis adalah menyampaikan keyakinannya kepada pembaca agar mereka mengikuti apa yang diyakininya. Misalnya keyakinan tentang kehidupan, tentang agama dan lain-lain. Seorang penulis dengan tujuan ini tidak mengharapkan materi, dia hanya ingin mempengaruhi pembaca untuk mengikuti apa yang diyakininya.