Dalam artikel saya sebelumnya sudah di jelaskan bagaimana melimpahnya pilihan produk telah menyebabkan bergesernya bargaining power dari pihak produsen kepada konsumen. Hal ini mendorong meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya nilai konsumen bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Kesadaran ini telah mentransformasi banyak perusahaan untuk menjadi perusahaan yang digerakkan oleh pasar (market-driven company).
Lalu pertanyaanya adalah, apa sich yang di maksud dengan market-driven company. Market-driven company adalah perusahaan yang menempatkan pasar dan konsumen sebagai titik awal dalam mem-formulasi strategi bisnis mereka[1]. Merekaber-orientasi kepada pasar, dan menjadikan konsumen sebagai titik pusat bagi bisnis perusahaan secara keseluruhan. Artinya bahwa budaya perusahaan secara sistematis dan sepenuhnya didedikasikan untuk membuat nilai konsumen yang superior (superior customer value) secara terus menerus[2].
Market-driven company berusaha bukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan expected product dari konsumen, namun lebih dari itu mereka berusaha untuk memenuhi augmented product bahkan potential product dari konsumen[3]. Literatur[4] menyebutkan bahwa produk dapat di kategorikan dalam 4 (empat) tingkatan, yaitu: (i) generic product, yaitu produk yang hanya memenuhi core benefit konsumen. (ii) expected product:yaitu produk yang memenuhi apa yang di anggap sebagai manfaat minimum (minimum benefits) yang dapat diterima oleh konsumen. (iii) augmented product: yaitu produk yang memberikan manfaat yang belum pernah di pertimbangkan olehkonsumen. Augmented product berupaya memenuhi kebutuhan tersembunyi (latent needs) konsumen, yaitu kebutuhan yang belum di sadari atau belum pernah di suarakan oleh konsumen. (iv) potential product: yaitu produk yang memberikan manfaat yang dapat menarik atau mempertahankan konsumen.
Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa market driven company adalah perusahaan yang berkomitmen untuk memahami kebutuhan konsumen, baik yang ter-ekspresi (kebutuhan saat ini) maupun yang masih tersembunyi (expressed and latent needs) (kebutuhan masa depan), membagikan pemahaman inike seluruh komponen perusahaan, dan meng-koordinasikan seluruh kegiatan bisnis perusahaan untuk menghasilkan superior customer value[5]. Konsekuensinya adalah tanggung jawab untuk menjadi market-driven company tidak dapat hanya di lakukan oleh Dept. Marketing saja, sebaliknya hal itu harus menjadi tanggung jawab seluruh dept/komponen dalam perusahaan.
salam belajar marketing
Budi Kang
artikel sebelumnya:
1.Welcome Into Hyper-Competitive Marketing Era
[1] Cravens, David W dan Piercy, Nigel, Strategic Marketing (New York: McGraw-Hill, Inc, 2003) hlm 4
[2] Cravens, ibid hlm 5
[3] Slater, Stanley F dan Narver, John C, Research Notes and Commnunication: Market Oriented is More Than Being Customer-Led : (Strategic Management Journal, Dec 1999) hal 1165 - 1168
[4] Slater, Stanley F dan Narver, John C, ibid
[5] Slater, Stanley F dan Narver, John C, ibid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H