Mohon tunggu...
Budi Imam Turmudi
Budi Imam Turmudi Mohon Tunggu... -

Sederharna, senang berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sandwich dan Chai, Menu Sarapan Pertamaku di Qatar

24 Februari 2011   06:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:19 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Awalnya, saya ditawarin sandwich oleh teman sekantor. Sandwich yang dia kasih ini berupa gulungan khubuz (nama yang biasa dipakai orang arab di Qatar) atau sejenis dadar yang terbuat dari tepung gandum. Di dalamnya diisi dengan irisan daging ayam, dilengkapi dengan irisan tomat, mentimun, dan daun salada. Kemudian dicampur mayones dan saos. Kebetulan saat itu saya belum sempat sarapan di rumah. Jadi, sandwich itu cukup membantu saya untuk menjajal perut yang memang sudah terasa lapar. Sebenarnya, lidah saya tidak terbiasa makan sandwich ini. Apalagi buat sarapan, yang biasanya nasi sama lauk pauknya. Tapi, entah karena lapar atau memang enak, sandwich itu terasa bersahabat di lidah saya. Hehe... Baru setengah potong sandwich itu saya habiskan, tiba-tiba datang seorang OB asal Srilangka menyodorkan saya segelas chai. Hmmm... nama yang unik, dan baru terdengar di telinga saya. Segelas chai hangat, mulai kulirik. Warnanya coklat mirip bajigur, minuman khas orang sunda,  yang biasa saya beli dari penjual yang suka lewat depan rumah saya. Chai ini, dibuat dari teh yang diseduh, dan dicampur dengan susu cair. Paling enak diminum selagi hangat. Besoknya, saya mencoba mengunjungi sebuah kafe milik orang India. Hanya untuk berburu sandwich dan chai. Kebetulan letaknya bersebelahan dengan kantor saya. Untuk satu potong sandwich harganya 3 real saja atau sekitar 7.350 rupiah. Saya lebih suka sandwich yang isi dadar telur. Harganya pun sama dengan sandwich isi daging ayam. Tak lupa saya pesan juga chai. Chai ini harganya Cuma 1 real, sekitar 2450 rupiah. Sandwich diambil dari nama bangsawan bernama "The 4th Earl of Sanwic"(1718-1792). Sir Earl ini suka main kartu di meja dan tidak mau keasyikannya bermain kartu terganggu waktu makan. Maka dari itu Ia minta untuk dibuatkan roti yang praktis dan jadilah "Sandwich". Nama chai, diambil dari bahasa arab, yaitu :"Syai" yang artinya teh. Chai ini menjadi minuman sehari-hari di Qatar. Hampir semua warung makan menyediakan chai sebagai minuman utama. Memang cocok sekali kalau disajikan dengan sandwich saat pagi hari. Gimana, ada yang tertarik membuat sandwich dan chai ini di Indonesia?.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun