Mohon tunggu...
Budi Hermana
Budi Hermana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keluarga/Kampus/Ekonomi ... kadang sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Warga Gaul Negara Jadul

3 Februari 2012   16:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:05 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naik peringkat sering terasa menyenangkan, namun bukan berarti semua terlihat baik-baiknya saja. Kegembiraan saat “naik kelas” jangan sampai berpuas diri, malah lupa diri. Melihat masih ada pihak lain yang berperingkat lebih rendah,  tentulah kita patut bersyukur. Namun, jangan lupa sesekali perlu menengadah, sekedar melihat siapa saja yang lebih baik dari kita.  Itu membuat kita terus bekerja keras karena kita bisa menyadari berbagai kekurangan atau kelemahan yang masih ada.

Begitulah persepsi yang muncul ketika mencermati kembali Global Information Technology Report (GITR) tahun 2011 yang dirilis oleh World Economy Forum. GITR mengembangkan Networked Readiness Index (NRI), sebuah nilai yang menunjukkan derajat penerapan TIK di sebuah negara. Akhirnya, kita pun bisa mengetahui peringkat dari 138 negara berdasarkan nilai NRI.

[caption id="attachment_158795" align="alignnone" width="645" caption="Komponen dan Pilar Networked Readiness Index (Sumber: GITR Report, Word Economic Forum)"][/caption]

Perhitungan NRI dengan 9 pilar tersebut menggunakan 71 variabel yang terdiri dari 39 variabel berdasarkan survey opini dari para eksekutif dan 32 indikator menggunakan data kuantitatif dari berbagai sumber.

Indonesia menempati peringkat ke-53 dari 138 negara. Posisi tersebut lebih baik dibandingkan edisi sebelumnya yakni peringkat 67 dari 133 negara. Di wilayah ASEAN Indonesia masih di bawah Singapura dan Malaysia yang menempati peringkat kedua dan 28, namun masih lebih baik dari Vietnam, Brunei, Thailand, Filipina, Kamboja, dan Timor Leste.

Cukup puaskah dengan posisi tersebut? Jika puas, ya sudah. Indonesia tidak perlu bersusah payah untuk menyodok ke papan atas. Biarlah Indonesia tergolong negara yang mediocre. Negara yang sedang-sedang saja. Namun, jika kurang puas, apa yang mesti diperbaiki lagi?

GITR mengelompokkan pengguna TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam tiga pihak, yakni individu, bisnis, dan pemerintah. Di antara ketiga kelompok pengguna tersebut, siapa yang masih jadul?

Secara umum, bolehlah dikatakan, masyarakat Indonesia mulai melek TIK, minimal di tingkat individu dan bisnis, namun masih terpuruk di tingkat pemanfaatannya demi kemajuan negara dan bangsa. Lalu bagaimana dengan pihak pemerintah? Silakah lihat profil NRI Indonesia pada komponen kesiapan dan pemanfaatan berikut ini.

[caption id="attachment_158796" align="alignnone" width="641" caption="Nilai dan peringkat per indikator pada komponen kesiapan dan pemanfaatan (Sumber:GITR, World Economy Forum)"]

1328281492192398911
1328281492192398911
[/caption]

Jika dicermati 9 indikator untuk penggunaan di tingkat individu, justru jejaring sosial tergolong tinggi yakni menempati posisi ke-33. Namun untuk indikator persentase keluarga yang memiliki komputer dan pengguna internet per 100 penduduk masih rendah. Indonesia bisa berkilah karena jumlah penduduk Indonesia terbesar keempat di dunia, dan keluarga yang memiliki komputer pun masih menjadi minoritas.

Dunia usaha Indonesia tergolong sudah memanfaatkan TIK lebih baik dibanding individu dan pemerintah. Yang cukup menggembirakan adalah peringkat untuk kapasitas inovasi dan ekspor teknologi tinggi yang menempati peringkat 30 dan 40. Sepertinya ada paradoks, atau justru di sinilah keunikan Indonesia: tergolong telat menggunakan TIK namun individunya telah siap dan dunia bisnisnya menunjukkan kreatifitas. Sebuah fondasi kuat untuk menuju negara yang mengandalkan ekonomi kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun