QS World Universities Ranking (QS). QS melakukan pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia berdasarkan enam indikator yaitu Academic Peer Review (bobot:40%), Global Employer Review (10%), Citations Per Faculty (20%), International Student Ratio (5%), International Faculty Ratio (5%) dan Faculty Student Ratio (20%). QS membuat peringkat berdasarkan wilayah atau subyek/bidang ilmu. Informasi lengkap tentang pemeringkatan QS dapat dilihat website topuniversities di SINI. Sebagian sumber datanya menggunakan pendapat atau opini dari reviewer dan recruiter dengan menggunakan kuisener yang disediakan oleh QS.
Perguruan tinggi Indonesia yang masuk peringkat QS Top 100 asia edisi tahun 2012 pun hanya UI saja yaitu pada peringkat ke-50. Untuk peringkat dunia edisi tahun 2011, hanya UI, ITB, dan UGM saja yang masuk Top 500 dunia.
QS Star Rating. QS Star bukan seperti pemeringkatan, namun berupa evaluasi yang hasilnya berupa “rating” yaitu pemberian label bintang, dari belum mendapat bintang, bintang satu, bintang dua, dan seterusnya sampai bintang 6. Kriteria evaluasinya mencakup delapan kriteria yaitu: Research Quality, Teaching Quality, Graduate Employability, Infrastructure, Internationalisation, Innovation & Knowledge Transfer, Third Mission and Specialist Subject Criteria. Setiap kriteria tersebut terdiri dari beberapa indikator pengukurnya. Daftar perguruan tinggi di Indonesia yang telah memperoleh bintang dari QS Star dapat dilihat di SINI.
Dari 3 pemeringkatan di atas, ARWU menjadi pemeringkatan yang paling berat bagi kampus-kampus di Indonesia. Berikutnya yang tergolong sulit adalah QS World Universities Ranking yang lebih menitikberatkan pada aspek internasionalisasi, di antaranya mahasiwa dan dosen asing, serta kerjasama dan publikasi international. Sebenarnya ada pemeringkatan lain yang mirip dengan QS yaitu Time Higher Education (THE), yang dapat diakses di SINI. Dan, tidak ada kampus di Indonesia yang masuk pemeringkatan ini.
Dulu, THES dan QS pernah bersama-sama membuat pemeringkatan dengan nama THES-QS, namun kini kedua lembaga tersebut telah berpisah dan membuat pemeringkatannya masing-masing. Khusus untuk QS Star Rating, saya menyebutnya sebagai kelas dua dari QS, kampus-kampus di Indonesia mulai dilirik. Memang cara evaluasinya menggunakan kuisener yang ditawarkan ke berbagai kampus di Indonesia, dan kampus yang dievaluasi harus bayar pula.
---ooOoo---
Pemeringkatan perguruan tinggi bukan hanya satu-satu informasinya yang bisa digunakan untuk menilai mutu kampus, atau dengan kata lain, ada aspek-aspek lainnya yang mungkin lebih penting. Memang bagi para pengelola website perguruan tinggi, peringkat tersebut bisa saja dijadikan sasaran, setidaknya bisa dijadikan etalase atau media promosi kampus. Untuk kinerja akademik, kita patut berbangga jika sudah menjadi World-Class University dengan mahasiswa atau dosen asing yang makin benanyak untuk belajar dan mengajar di kampus Indonesia.
Namun semua itu belumlah cukup. Keberhasilan di dunia maya tersebut harus diimbangi dengan sumbangsihnya di dunia nyata yaitu mendukung pemberdayaan masyarakat dan perekonomian nasional, termasuk juga mengatasi permasalahan nasional seperti pengangguran, kemiskinan, degradasi lingkungan, disharmoni sosial, atau masalah integritas nasional. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H