Saya kelahiran Sipirok, sebuah kota kecil di Tapanuli Selatan, 37 tahun lalu. Lama berkegiatan di dunia jurnalistik (sejak 1993), lalu 2009 memutuskan berhenti. Sekarang saya lebih banyak berteman dengan rekan-rekan pendidik dan murid-murid mereka. Saya hanya seorang murid yang tak pernah puas mengejar ilmu. Kompasiana merupakan institusi pendidikan baru bagi saya.
Bergiat dalam kegiatan sosial sejak 1984, dan sejak tahun 1994 fokus pada isu anak. Lima tahun terakhir, menempatkan diri sebagai pengepul untuk dokumentasi/arsip pemberitaan media tentang seni-budaya
Wahyu Wiji Astuti, lahir di Medan 8 November 1988. Mahasiswi Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan, stambuk 2007 ini bergiat di Komunitas Penulis Anak Kampus (KOMPAK) dan UKM Pers Mahasiswa Kreatif UNIMED.
Karyanya memenangkan Festival Cerpen Sumatera Utara. sayembara cipta cerpen HMJ BSI se-Sumatera Utara, lomba cipta cerpen pada HUT Harian Global dan sebagainya. Karya-karyanya termaktub dalam antologi cerpen Artefak Cerita Pendek Indonesia, Cermin, antologi puisi Suara Peri dan Mimpi, dan antologi feature berjudul Pencari. Selain itu karya-karyanya terbit di media massa dan majalah Kreatif Unimed.
Alamat: Aspol B. Selamat, Jln. Kapten M Jamil Lubis Blok BB no. 15 Medan 20223.
Akhmad Sekhu lahir di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, besar di "Kota Budaya" Yogyakarta, kini hijrah ke "Kota Gelisah" Jakarta, yang insya Allah dalam hidupnya ingin selalu berkarya. Menulis berupa puisi, cerpen, novel, esai sastra-budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film-musik, telaah tentang televisi di berbagai media massa, juga banyak mengerjakan penulisan buku biografi karier dan kisah kehidupan, kini bekerja sebagai wartawan