Mohon tunggu...
Budi Haryono
Budi Haryono Mohon Tunggu... profesional -

cuma blogger aja, cuma suka nulis aja, cuma pengeng yang beda aja... :D

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Negara Ketoprak?

6 April 2015   15:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi ada wacana subsidi pembelian kereta kuda besi untuk para punggawa negara ketoprak wah wah ini benar-benar negara ketoprak yang dipimpin oleh orang-orang yang koplak!

Adegan Kedua Dinegara Ketoprak

Neneknya tetangga saya punya nenek dan neneknya tetangga saya itu punya nenek kemudian neneknya nenek tetangga saya itu punya teman dan temannya itu punya nenek nah nenek nya itu berkata:


  1. Waktu zaman Bung Karno rakyat punya uang tapi tidak ada barang buat dibeli
  2. Waktu zaman Orba rakyat punya uang tapi tidak cukup untuk membeli
  3. Nah di negara ketoprak ini rakyat tidak ada uang untuk membeli dan tidak ada barang untuk dibeli alias bangkrut!


Bagaimana untuk tidak dikatakan bangkrut! karena subsidi disegala sektor di cabut maka rakyat yang membiayai semua kebutuhan hidupnya sendiri (tidak ada negara di tengah-tengah rakyat sangat paradok dengan jargon-jargon janji kampanye dulu)

Setelah BBM dinaikan di negara Ketoprak tentunya anggaran negara Ketoprak makin gemuk. Nilai mata uang pun akan naik tapi kok keok dengan mata uang negara gado-gado? apa tidak becus memimpin negara Ketoprak?

Adegan Ketiga Di Negara Ketoprak

Saat semua harga barang naik tinggi, saat mata uang di negara Ketoprak menciut tapi kenapa lumbung-lumbung di negara Ketoprak diisi oleh orang-orang yang bukan ahli dibidangnya?

Ibarat! sopir bajaj diberi tugas jadi pilot F-16, ibarat pilot F-16 diberi tugas jadi nakoda kapal atau ibarat nakoda kapal diberi tugas jadi sopir bajaj! benar-benar koplak kebijakan di negara ketoprak ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun