Mohon tunggu...
Muhammad Budiyono
Muhammad Budiyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kreasi Eco Brick Pemanfaatan Sampah Plastik oleh Tim KKN Unnes Giat 3 Desa Ngabeyan

20 Desember 2022   21:41 Diperbarui: 20 Desember 2022   21:59 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal pengelolaan sampah, di Desa Ngabeyan hanya terfokus pada pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah-sampah rumah tangga dikumpulkan di tempat penampungan sementara yang selanjutnya diangkut di tempat pembuangan akhir. Akan tetapi, mirisnya tidak sedikit warga yang masih enggan peduli pemilahan sampah, bukannya dikumpulkan dan dipilah, tetapi justru membuangnya sembarangan ke sungai, terlebih sampah-sampah plastik yang sulit terurai dan juga menyumbat aliran air.

Melihat kondisi tersebut, tim KKN UNNNES GIAT 3 Desa Ngabeyan berinisiatif untuk menjadikan tumpukan sampah menjadi sesuatu yang menarik dan bernilai yakni dengan membuat kreasi eco brick dari sampah-sampah plastik. Sampah plastik yang menumpuk dipadatkan dalam botol plastik yang disulap menjadi kerangka tulisan "Ngabeyan" yang merupakan sebuah nama desa tempat kami berkegiatan Unnes Giat 3.

Menurut Try Astuti selaku koordinator tim KKN Unnes Giat 3 dalam program kerja pembuatan eco brick, harapannya hal ini dapat menyentuh kesadaran masyarakat desa Ngabeyan untuk lebih peduli lingkungan. Selain itu, sampah-sampah yang awalnya merupakan sesuatu yang remeh, terutama sampah plastik yang sulit terurai jika dimanfaatkan justru dapat memberikan keuntungan karena memiliki daya tarik tersendiri.

Dalam pelaksanaannya, pembuatan ecobrick mendapatkan antusias seluruh masyarakat Desa Ngabeyan yang turut serta berpartisipasi mengumpulkan sampah-sampah plastik tersebut yang dikoordinasikan di setiap RT. Tumpukan sampah tersebut sekurangnya dapat mengisi 45 botol plastik sebagai modal untuk merangkai tulisan "Ngabeyan" yang dipasang pada besi dengan ukuran 4 m x 50 cm. Selain membuat tumpukan sampah menjadi berkurang, dampak positif dari pembuatan ecobrick ini yaitu masyarakat lebih bijak memilah sampah.

"Meskipun bukan menjadi yang pertama kalinya di Ngabeyan, pemanfaatan sampah plastik yang dikreasikan menjadi ecobrick kali ini  lebih menarik dibandingkan sebelumnya", menurut beberapa perangkat desa Ngabeyan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun