Mohon tunggu...
Budi Ediya Permana
Budi Ediya Permana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Terus Belajar dan memantaskan diri | Pendidikan | PowerPoint

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggunakan "Happy Work" untuk Membahagiakan Murid dalam Pembelajaran

29 Mei 2023   13:10 Diperbarui: 29 Mei 2023   13:14 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Instruksi Pembelajaran. Sumber: Pribadi

Untuk yang kesekian kalinya mengikuti pelatihan tentang filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara (KHD) setelah di implementasikannya kurikulum merdeka. Yang pertama, sebagai bagian dari komite pembelajaran di sekolah ditugaskan untuk mengikuti penguatan implementasi sekolah penggerak yang dilanjutkan dengan pengimbasan kepada rekan sejawat di rumpun Ilmu Sosial. Kedua, dalam rangakaian Pendidikan Guru Penggerak angkatan 8.

Awal mengikuti pelatihan pada materi filosofi pendidikan KHD, jujur saya belum terlalu memahami dengan baik tentang konsep pendidikan yang menjadi landasan filosofis kurikulum merdeka yang menggunakan jargon Merdeka Belajar. Yang saya ketahui bahwa KHD itu adalah tokoh pendidikan yang mengenalkan semboyan ”ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Dan tidak banyak yang saya ketahui tentang konsep pendidikan maupun pemikiran beliau tentang Pendidikan dan pengajaran. 

Sebelumnya, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas yang selama ini dilakukan adalah sama seperti pada umumnya dengan rekan sejawat guru lainnya. Diawali dengan membuat program pembelajaran mulai dari penentuan waktu, penentuan indikator dan tujuan pembelajaran sampai pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kumpulan dokumen kegiatan pembelajaran yang disertai dengan berbagai format penilaian yakni yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan, ternyata ini sangat menyita banyak waktu terutama pada saat – saat akhir pembelajaran atau akhir semester.

Prakteknya selama pelaksanaan pembelajaran di kelas, tidak semuanya dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah dituangkan dalam RPP. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Selain situasi dan kondisi murid yang dinamis di dalam kelas ketika akan mengimplementasikan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM), misalnya adanya kegiatan yang harus diikuti oleh murid sehingga tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas dan adanya perbedaan kemampuan murid yang sangat beragam di kelas serta banyaknya materi yang harus disampaikan sesuai dengan target kurikulum juga beban yang ada pada murid tentang banyaknya mata pelajaran yang harus diikuti.

Peningkatan kemampuan murid dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih fokus kepada ketercapaian tujuan pembelajaran, khususnya kompetensi pengetahuan dalam bentuk tes hasil akhir atau tugas yang harus diselesaikan. Sehingga pengamatan selama proses pencapaian tersebut sedikit terabaikan bahkan pengamatan untuk pencapaian kompetensi sikap dan keterampilan hanya melihat secara umum saja.

Beban kerja guru yang relatif banyak, dengan kewajiban 24 jam pelajaran per minggu ditambah lagi ada yang mengampu mata pelajaran untuk tingkatan kelas yang berbeda. Tentu saja hal tersebut menjadi sangat mempengaruhi, apalagi dengan kewajiban dalam mempersiapkan administrasi belajar dan penilaian hasil belajar.

Memiliki tugas dan tanggung jawab untuk bisa melihat potensi dan bakat kemampuan murid menjadi tidak maksimal, hanya pada sebagian kecil murid saja yang bisa digali mengenai pengembangan sesuai dengan potensinya.

Beban mata pelajaran yang harus diikuti oleh murid yang banyak menyebabkan banyak menghabiskan waktu pada penguasaan materi walaupun pada akhrnya tidak semua murid mampu secara keseluruhan menguasai subtansi masing – masing setiap mata pelajaran. Sehingga dalam hal ini, murid benar – benar ’dipaksa’ untuk mengikuti 17 mata pelajaran walaupun ada sebagian mata pelajaran yang kurang diminati bahkan tidak diminati.

Tuntutan materi setiap mata pelajaran yang banyak ditambah lagi dengan beban mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid pada akhirnya kegiatan belajar mengajar hanya sebatas pengetahuan yang tidak komprehensif. 

Selama pembelajaran di satuan pendidikan, pelaksanaan pembelajaran kepada murid ’terkesan’ hanya dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dimana dalam prosesnya bagaimana murid itu memperoleh nilai sesuai standar nilai untuk bisa diterima di perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun