Terlahir dengan nama Endang Saputro (34tahun), sinawubersamalele.blogspot.com sedikit bercerita tentang beliau. Endang Saputro Termasuk petani lele yang sukses. Ia memeiliki 24 unit kolam terpal di lahan miliknya sendiri. Kolam terpal miliknya masing-masing berukuran 8 m x 4 m. Ayah dua orang putra ini merupakan warga Toyan, Desa Triharjo, Kec. Wates, Kab. Kulonprogo, Yogyakarta.
Berawal dari hobi memancing ikan, setelah lulus kuliah dari diploma tiga, oleh orang tuanya waktu itu disarankan tidak boleh bekerja ke luar daerah atau kota. Orang tuanya menginginkan Endang tetap bekerja di kota asalnya, tidak jauh dari orang tua, kerena semua saudara kandung  Endang bekerja di luar kota, bahkan ada di luar provinsi atau pulau. Endang diminta menemani dan merawat kedua orang tuanya di rumah. Sambil mencari kerja di kotanya, ia mencoba memelihara lele di kolam dengan skala kecil. Endang memulai budidaya lele tersebut sekitar tahun 2000.
Saat memualai usaha, Endang masih sama sekali awas dengan pemeliharaan lele di kolam terpal. Ia belajar secara otodidak. Seiring berjalannya waktu, naluri dan instingnya terasah dalam menangani usaha budidaya lele di kolam terpal. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk menekuni, fokus, dan berwiraswata di usaha budi daya lele.
Endang merupakan generasi perintis budidaya lele kolam terpal di Wates, Kab. Kulonprogo. Awalnya, ia mencoba membuat dua unit kolam. Setelah berkembang dan berhasil, ia menambah kolamnya menjadi 42 unit. Lokasi kolam terpal tersebut berada di pekarangan rumahnya. Terpal yang digunakan adalah jenis A4 atau A5 yang mampu bertahan hingga lima tahun. Terpal ukuran 10m x 4 m dengan tinggi 1 m. Harga terpal sekitar Rp6.000,00/m2.
Jumlah bibit lele yang ditebarkan ke kolam tersebut sebanyak 6.000 ekor. Jadi, kalau dihitung, padat tebar lele di kolam terlpal tersebut  sekitar 188 ekor/m3 air. Jadwal panen lele di kolam Endang rutin 2 - 3 kali seminggu. Jika rata-rata panen lele antara 4 - 6 ton. Dengan asumsi harga lele konsumsi  di Wates Kulonprogo mencapai Rp11.200,00 kg (November 2010) maka omset yang diperoleh Endang sekitar Rp44.800,000,00- Rp67.200.000,00 per bulan. Jumlah tersebut masih berupa pendapatan kotor, belum dikurangi biaya produksi berupa bibit lele dan pakan pelet. Lele konsumsi milik Endang paling banyak dipasarkan ke Yogyakarta  dan purworejo - Jawa Tengah.
Kolam terpal milik Endang sendiri menjadi tempat studi banding para petani, mahasiswa, pelaku usaha, hingga masyarakat umum. Â Endang tak segan-segan membagi ilmu dan pengalaman kepada siapa saja yang berkunjung ke lokaso budidaya miliknya.
Menurut Endang, waktu yang perlu diwaspadai bagi pembudidaya lele yaitu antara bulan Mei - Juni. Waktu pancaroba atau perubahan musim dari kemarau ke musim hujan sangat rentan terhadap serangan penyakit. Kunci keberhasilan pembesaran lele scara intensif adalah manajement atau pengelolaan air kolam. Menurutnya, jika pengelolaan air kolam. Menurutnya, jika pengelolaan  air kolam baik, ikan akan sehat dan napsu makan lele sangat tinggi sehingga pertumbuhan lele bisa optimal. Selain itu, pelaku usaha lele dituntut harus telaten, ulet, sabar, bekerja keras, serta selalu berfikir agar bisa berkembang dan lebih maju lagi.
Sumber : Kholish Mahyuddin, S.Pi.,MM
Terimakasih
Cara Pembesaran Ikan Lele
5 Agustus 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H