Mohon tunggu...
Eko Budi Rahardjo
Eko Budi Rahardjo Mohon Tunggu... profesional -

try to write well

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bencana Kelud Lahirkan Solidaritas Pemuda

18 Februari 2014   16:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bencana di Indonesia seakan tidak pernah selesai bergejolak. Setelah Gunung Sinabung menarik perhatian khalayak, sekarang giliran Gunung Kelud tidak mau ketinggalan. Indonesia berduka atas kejadian ini. Tidak hanya kerugian moriil tetapi juga kerugian materiil bertambah. Beribu pengungsi menempati kamp - kamp pengungsi untuk menghindari amarah alam yang belum selesai diluapkan. Bencana ini tidak menutup wilayah sekitar bencana tetapi juga mencapai ratusan kilometer jauhnya. Daerah yang tidak pernah menjadi langganan terkena imbas bencana Gunung Kelud menjadi daerah yang tertimpa luapan bencana ini. Sebut saja Jawa Barat yang sangat jauh dari lokasi bencana juga turut mendapatkan dampaknya yaitu Abu Vulkanik dari Gunung Kelud. Kita patut berduka atas bencana ini. Sangat patut rasanya jika Pemerintah mengulurkan tangan bagi rakyat yang terkena musibah.

Dampak Gunung kelud melahirkan solidaritas masyarakat. Terlihat hampir di setiap lampu merah terlihat pemuda yang mayoritas Mahasiswa membawa kardus sisa minuman air mineral menggugah para pengguna jalan raya untuk turut membantu mengusap pedih para korban Gunung Kelud. Saya sempat terharu dengan perbuatan para mahasiswa tersebut. Di bawah terik matahari, mereka menghampiri seluruh pengguna jalan yang menunggu di pemberhentian jalan. Wajah mereka yang biasanya nampak bersih, sekarang terlihat lusuh dan bahkan capek. Tapi mereka memperlihatkan ketulusan. Bagaimana tidak, mereka berada dijalanan pada pukul 12.30 Wib atau siang hari. Mereka bisa saja di rumah atau kos mereka untuk menghilangkan penat. Mereka juga bisa mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada hari itu. Tapi mereka berada dijalanan untuk meringankan kepedihan saudara satu bangsa. Cukup satu kata yang terlontar dari mulut saya : SALUT !

Kejadian diatas menunjukkan solidaritas yang tinggi dari pemuda indonesia. Hal ini harus dipertahankan sampai kapan pun. Rakyat Indonesia harus merasa ibarat satu tubuh, jika satu anggota badan sakit maka seluruh badan juga ikut merasakannya. Kepedulian ini yang akan memupuk persaudaraan di negara ini. Jika hal ini menjadi sebuah kenyataan maka tidaklah sulit untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika. Lalu NKRI yang sesungguhnya tidak akan menjadi sekedar mimpi tapi sesuatu yang nyata.

Eko Budi Rahardjo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun