Tadinya saya percaya dengan ‘kemerdekaan’ bersuara dan berpendapat, termasuk dalam bentuk tulisan- tulisan. Namun demikian, kemerdekaan tersebut nyatanya hanyalah kebebasan semata. Itulah mengapa dalam tulisan saya, secara sejajar saya mencoba mengkritisinya: “Masalahnya suatu permasalahan malah permasalahan masalahnya: Dia Pikir Dia Pintar.”
Namun demikian, bagaimanapun saya menyadari bahwa kebebasan berpendapat dalam bentuk tulisan tidak boleh dan tidak dapat membatasi seseorang untuk mengeluarkan bentuk pendapatnya. Sekalipun, bahkan isinya lebih kepada suatu argumentasi kosong, tuduhan, konyol, dan ‘menggaruk- garuk’. Dan ini bahkan (saya sendiripun bingung) berlaku terhadap bagaimana Kompas yang merupakan induk dari Kompasiana juga dikritisi sebagai gurita dalam bisnis media di dalam media Kompasiana itu sendiri. (Sekalipun saya bukan pendukung Kompas dan Kompasiana). Selain, beberapa diantaranya lebih kepada sensasi daripada esensi. Serta bukan pula suatu bentuk ajakan, keprihatinan, kesadaran, dan pencerahan. Di mana semuanya (dari beberapa tadi) itu apalagi jika hanya semata- mata dimaksudkan melalui cara- cara untuk menarik pembaca dikarenakan Judulnya saja.
Namun demikian, dalam tulisan yang pernah dibuat saya menyadari: Namanya juga….KOMPASIANA = KOmunikasi PAra….eh..’SIApa NAmanya ?’ dankarena itu saya sadar (hanyalah sebuah media/blog), bahwa saya tidak dapat mengharapkan lebih daripada sekedar. Yaitu sekedar yang terhadap separalel seperti yang saya katakan lewat tulisan : Peraturan dan Larangan “Kecuali Anjing” : DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI SINI, KECUALI SAMPAH MASYARAKAT * Hanya untuk dibaca dikalangan bukan anjing. Apalagi yang menjadi keprihatinan saya dalam: “Nasib..Nasib”: Terlalu Banyak yang Latah ‘Ikut- ikutan’, Namun Bahkan Menuduh Orang Lain ‘Ikut- ikutan’. Sekalipun, beberapa diantaranya tidak seperti itu, karena mencerahkan, mem-'pandai'-kan, mem-'bijak'-kan, menghiburkan , dan mengharukan.
Oleh karena itu, karena saya merasa dan menyadari untuk tidak mau terjebak menjadi kebanyakan dan rata- rata, seperti maksud dalam tulisan saya: Arguing with Idiots & Outliers: Yah..Gitulah…Tahu Sendirilah….., maka saya memutuskan untuk menarik dan berdiam diri sementara atau selamanya untuk tidak hadir atau menulis di Kompasiana, serta dengan membuat dalam tulisan- tulisan yang saya pernah buat menjadi: MAAF, SENGAJA DIHILANGKAN.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada Kompasiana dan demikian juga terhadap anda atas perhatian dan pendapat- pendapatnya (ceria, kaget, terheran- heran dan bahkan kesal karena tulisan saya panjang- panjang), serta yang pernah meng’klik’ tulisan- tulisan saya. Di mana untuk itu, saya tidak menghapus komentar- komentar yang pernah anda berikan.
Selamat Menulis dan Berkarya…
Majulah Indonesia!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H