Padahal, Yogya tidak bisa menunggu lagi untuk mengimbangi laju kebutuhan Pariwisata di Indonesia. Seperti saat ini ketika Bali mengalami sepi kunjungan, harus ada tempat lain sebagai "pengganti Bali" agar jumlah kunjungan Pariwisata tidak terhambat dan ini bisa menjadi persoalan nasional. Musti diingat Pariwisata saat ini menduduki tempat kedua setelah pendapatan devisa kelapa sawit. Sementara pemberesan Bandara Baru Yogyakarta di Kulon Progo akan mendorong secara signifikan jumlah pendapatan negara di sektor pariwisata.Â
Jelas bila bicara dalam konteks negara, akan terjadi sesuatu yang di atas awang-awang dari pengertian biasanya. Namun harus disadari bahwa selesainya Bandara Baru di Kulon Progo Yogya, akan menaikkan taraf ekonomi masyarakat dalam kesehariannya.Â
Penyelesaian Konflik Dengan "Cara Cara Jokowi"
Ada hal yang bisa dipelajari dari cara bagaimana Presiden Jokowi menyelesaikan konflik soal tempat. Â Sifatnya adalah komunikasi yang lembut. Dalam persoalan besarnya, Bandara ini sangat signifikan bagi perkembangan ekonomi Yogya. Permasalahan Amdal mengenai resiko Tsunami, bisa dipertanyakan Bandara mana yang tidak kena resiko Tsunami bila berada di tepi pantai? Permasalahan hukum juga harus diselesaikan dan persoalan persoalan di lapangan harus bijak jangan sampai melebar kemana-mana. Bila kemudian persoalan lapangan melebar dan memancing ribuan komentar sehingga perkembangan bandara terhambat, padahal kebutuhan sudah mendesak apakah ini tidak merugikan Yogyakarta?Â
Sri Sultan Hamengkubuwono X jelas memiliki dua kewibawaan, yaitu kewibawaan politik dan kewibawaan budaya. Peran Sultan sangat penting dalam melakukan komunikasi terhadap terhambatnya perkembangan pembangunan bandara.Â
Semua pihak bisa duduk bersama, dan saling paham soal pembangunan Bandara ini yang tidak semata dilihat sebagai "Alat Kapitalisme" karena kemudian banyak hal menjadi sasaran adalah "Kuasa Kapitalisme Atas Yogya", padahal pembangunan Bandara Yogyakarta di Kulon Progo adalah mengembangkan Yogya sebagai Kota Internasional, dan Pusat Kebudayaan Internasional. Pengembangan ini dipicu dengan berdirinya Bandara kelas Internasional.Â
Bisa dibayangkan even-even kota Yogyakarta hampir tiap hari menjadi event Internasional. Kampung kampung di seputaran Prambanan akan ramai menjadi pusat pengembangan kebudayaan Jawa yang dilihat oleh jutaan pengunjung kota Yogya, estimasi yang tercapai adalah 25 juta kunjungan per tahun, Kotagede menjadi "Kota Warisan Budaya" yang amat terkenal sekelas dengan Venesia di Italia . Bila kemudian ini berkembang menjadi eskalasi pembangunan kebudayaan, betapa Branding Indonesia bisa naik.Â
Memang sikap emosional kerap ada dalam proses pembangunan tapi jangan kemudian sikap itu menjadi tak jelas, penyelesaian atas Bandara Yogya di Kulon Progo harus diselesaikan dengan arif dan penuh nuansa dialog. Karena ini juga kepentingan nasional seharusnya Presiden dan Tim Komunikasi Presiden juga bisa membantu permasalahan progres pembangunan Bandara di Kulon Progo.Â
Marilah berdialog dengan "cara cara Jokowi" yang penuh dengan nuansa kerakyatan, sehingga Yogya bisa berkembang pesat menjadi kota kebudayaan internasional.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H