Mohon tunggu...
Bende Mataram
Bende Mataram Mohon Tunggu... -

Karena Yogya adalah kenangan, tentang mantan dan hujan...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Apa dengan Bandara Baru Yogyakarta?

8 Desember 2017   17:34 Diperbarui: 8 Desember 2017   18:06 7171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yogya menjadi rujukan turis internasional terbesar setelah Bali (Sumber Photo Phinemo)

Bukan lagi rahasia umum, kalau kita berpergian ke Yogya, bandara Adisutjipto itu terasa sesak. Bandara ini seperti bandara bandara tua di era 80-an yang sangat sesak dan padat.  Yogyakarta bagi banyak orang Indonesia seperti tempat kenangan yang kerap dikunjungi karena kebanyakan dari mereka pernah bersekolah di Yogya. Predikat Yogya sebagai kota pendidikan sejak dibangunnya UGM pada awal 1950-an dan meluasnya pembangunan sentra sentra pendidikan di Yogya pada dekade 1970-an membuat Yogya dijuluki "Kota Pelajar". 

Yogyakarta bukan saja kemudian menjadi kota pelajar kelas nasional, namun di tingkat Asia. Yogya menjadi kota paling menarik untuk dijadikan rujukan dalam pendidikan.  Perkembangan Yogya dari yang tadinya kota kebudayaan menjadi kota pelajar, memunculkan satu barisan generasi yang begitu mencintai Yogya. Mereka ini kemudian berkembang menjadi pengusaha, pejabat dan akademisi yang berpengaruh. 

Generasi yang lahir di tahun 1930-an, bisa disebut sebagai generasi awal "Kota Pelajar", generasi ini kemudian berkembang sampai generasi milenial di 2000-an. Yogya yang awalnya menjadi kota tujuan "tempat pensiun" tiba-tiba berkembang menjadi pusat destinasi terbesar di luar Bali. Kebudayaan Jogja yang berkembang pesat dengan tradisi seni kreatif mulai dari " para penyair di jalan jalan Malioboro" sampai dengan hip hop jaman "marzuki" lalu dibumbui lagu "kebangsaan mengenang Yogya"  Kla Project : "Pulang ke kotamu ... Ada setangkup haru dalam rindu ... Masih seperti dulu ... Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh  selaksa makna...membuat tiap orang melihat Yogya sebagai "kota paling romantis" di Indonesia. 

Kemudian ada tradisi, "tiap weekend ke Yogya" ini sama persis ketika Bali mengalami booming pariwisata, dimana kemudian ada tradisi orang-orang Jakarta datang ke Bali untuk 'isi ulang ketenangan jiwa", di Yogya-pun terdapat gejala yang sama. Bahkan ada pameo "Setelah Bali , lalu Yogya" bagi para turis-turis asing yang menerapkan itenararydalam rangkaian perjalanannya ke Indonesia. Membuat penerbangan Bali-Yogya tinggi intensitasnya. 

Perkembangan ini juga menjadi perhatian maskapai asing utamanya Hongkong, Singapura , Australia dan beberapa maskapai asing Eropa, tentang kesiapan pembangunan bandara baru di Yogyakarta.

Bayangkan di  sekitar Yogya ini punya beberapa objek wisata paling indah sedunia. Ada Borobudur di Magelang, ada Prambanan di dekat Klaten, ada Pasar Beringhardjo yang melegenda itu dan juga tak kalah menarik geliat kehidupan sehari-hari masyarakat Yogya yang begitu arts.

Kesesakan bandara lama Yogya yang merupakan pinjaman TNI AU kepada Angkasa Pura I, menjadi kendala utama bagaimana menjadikan Yogyakarta sebagai tujuan wisata besar di Indonesia. 

Bandara Baru Yogyakarta  

Persoalan pelik pembangunan Bandara Baru Yogyakarta yang diputuskan di Kulon Progo, pada awalnya memang konflik ekonomi. Apabila terjadi pergeseran dari wilayah Sleman ke Kulon Progo, maka perkembangan Sleman akan melamban. Namun terbukti perkembangan ekonomi Sleman terus maju, kabupaten Sleman tetap diprediksi ramai. Karena banyak sekali pemukiman pemukiman baru tumbuh di Sleman. Apabila bandara bergeser ke Kulon Progo, maka tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Sleman sebagai wilayah Bandara Adi Sutjipto. 

Kemudian berbagai permasalahan, dari soal lahan sampai soal regulasi. Persoalan itu bisa diselesaikan oleh Tim Manajemen Angkasa Pura I dalam tempo hanya beberapa bulan. Padahal persoalan pembebasan tanah biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Namun dalam perjalananya terrhambat atas eksekusi lahan beberapa penduduk. 

Adalah hal yang biasa "Pembangunan" selalu ada problematika sosial. Seperti kasus Bandara Baru Yogyakarta, ada beberapa penduduk yang menolak untuk pindah, namun penyelesaiannya oleh tim dirasakan kurang smooth. Ada beberapa fakta dalam permasalahan pembangunan Bandara di Kulon Progo ini :

desain bandara kulon progo Yogyakarta (Sumber Gambar : Sportourismo)
desain bandara kulon progo Yogyakarta (Sumber Gambar : Sportourismo)
Jumlah total lahan yang telah dibebaskan telah mencapai 97.12 % dari total 587,3 Ha. Terdiri dari 5 Desa, 19 Dusun, 2700 KK dan 4.400 bidang tanah.
  1. Pembebasan Lahan tgl 4 Desember di Desa Galagah dan Desa Palihan Kec Temon, dari 68 rumah/KK terdapat 30 KK lakukan penolakan dan perlawanan. Mereka sebelumnya telah menolak menerima tawaran ganti rugi dengan proses pembayaran pola konsignasi.
  2. Langkah AP-1 untuk tetap melakukan penggusuran ditolak warga dengan melibatkan pihak ketiga yg mengadvokasi antara lain LBH, Walhi, JDA, aktivis PRD dan mahasiswa sejumlah PT di Yogya.
  3. Telah terjadi penahanan sebanyak 12 orang oleh aparat yang menghalangi proses penggusuran pada tgl 05 Desember di desa Palihan dan Galagah oleh aparat kepolisian, namun dilepaskan setelah diinterogasi karena melakukan provokasi lapangan dan menghalangi petugas, dan demo tanpa izin.
  4. Pihak AP1 menghentikan semua proses penggusuran dan hanya menggusur pohon-pohon  dan rumah yang telah benar-benar  kosong tanpa penghuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun