Mohon tunggu...
Budiarto Shambazy
Budiarto Shambazy Mohon Tunggu... -

Minat saya menulis beragam. Mulai dari menulis sepakbola, musik, serta politik. Saya menulis Politika, kolom tetap di Harian Kompas. Di Kompasiana saya ingin share ilmu politik melalui halaman "Politiking", yakni ajang bagi kita untuk membahas politik, bidang pengabdian masyarakat yang sesungguhnya bertujuan mulia. Ia ibarat sekolah menengah berstatus "filial petang" semata-mata sebagai pelengkap Politika yang terbit di harian Kompas tiap edisi Selasa dan Sabtu. Mari kita saling berpolitiking!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Internasionalis

17 Oktober 2008   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pak Prayitno jang baik. Terima kasih atas tanggapannja. Saja, tak bisa lain, hanja bisa mengamini sadja karena argoemen-argoemen Bapak benar adanja. Oentoek melengkapi diskoesi saja maoe berbagi pandangan bahwa kebidjakan global (loear negeri, keamanan, dan ekonomi) Amerika Sjarikat tidak akan mengalami peroebahan siapapoen jang mendjadi presiden, Repoeblik ataoe Demokrat. Mereka akan tetap beroepaja mempertahankan soepremasi sebagai satoe-satoenja negara adi daja politik, militer, ekonomi, bahkan boedaja. Posisi sebagai satoe-satoenja negeri adi daja lebih mengoentoengkan Amerika sekalipoen perimbangan kekoeatan doenia jang bipolaristis, menoeroet saja, jaoeh lebih stabil, damai, dan harmonis ketimbang doenia jang unipolaristis ataoe multipolaristis.

Namoen, mereka gagal total dalam memerangi terorisme. Kegagalan itoe dapat dilihat setjara kasat mata: Osama bin Laden masih boeron, invasi ke Irak tak ada kaitannja dengan terorisme (apalagi dengan sendjata pemoesnah massal), terbongkarnja skandal-skandal pelanggaran HAM terhadap "tawanan perang" (di Aboe Ghraib, Gitmo, dan mantja negara), dan andjloeknja "approval rate" Presiden George W Bush ke titik terendah 24 persen beberapa hari jang laloe. Soepremasi Amerika sebagai adi daja kini bahkan ditantang oleh kenjataan pahit, jakni serangan Roesia ke Georgia dan jang terachir krismon.

Menoeroet saja Obama memerloeken waktoe sekoerang-koerangnja satoe tahoen hanja meroemoesken doktrin politik dan ekonomi baroe oentoek menghadapi berbagai tantangan berat itoe. Dia memiliki keistimewaan kepemimpinan, jakni sosoknja sebagai presiden jang berlatar belakang boedaja internasional. Ajahnja pedjabat/ilmoewan asal Kenja jang mengenal baik Amerika, ajah tirinja intelektual asal Indonesia jang menikah dengan perempuan Amerika, ibunja ekonom jang menganggap Indonesia sebagai tanah airnja jang kedoea, dan ia masih menjantoeni sedikitnja 10 saoedara tiri koelit hitam dan poetih ploes nenek/bibi/paman/keponakan jang tersebar di berbagai negara.

Tjoba bandingken dia dengan George W Bush dan Sarah Palin jang beloem pernah ke loear negeri sebeloem mendjadi capres/cawapres, ketjoeali ke Kanada dan Meksiko (warga Amerika tak perloe paspor/visa oentoek pergi ke doea negara itoe). Ataoe dengan Bill Clinton jang tjoema akrab dengan London karena menerima beasiswa dari Inggris. Moengkin George HW Bush agak lain karena sebeloem mendjadi presiden terbiasa hidoep mengenal boedaja lain karena, misalnja, pernah bertoegas sebagai Direktur CIA jang kerap pergi ke loear negeri ataoe sebagai doebes di Tjina.

Kekoeatan Obama sebagai "internasionalis" dilengkapi lagi dengan charisma serta tingkat intelektoealitasnja jang terasah berkat pengalaman sebagai "community organizer", politisi jang memoelai karier dari akar roempoet, dan senator. Prestasinja mengalahken Hillary Clinton sebagai tjapres Demokrat boekan toegas jang moedah!

Betoel bahwa foengsi Obama sebagai presiden akan diimbangi/diawasi oleh kekoeatan-kekoeatan politik lain seperti jang Bapak seboetkan. Namoen, saja jakin Obama sang internasionalis mempoenjai potensi oentoek mengoebah wadjah Amerika di mata doenia jang, pada gilirannja, tentoe akan mengoentoengken kita djoega.

Oh ja, saja djoega loemajan soeka dengan analisis Fareed Zakaria karena kesamaan ideologi internasionalisme dia dengan Obama. Moengkin itoe djoega karena pengaroeh boedaja mengingat dia orang Amerika ketoeroenan India, raksasa baroe Asia.

Dalam diskoesi dengan Pak Amien Rais dan Faisal Basri kemarin malam saja mengadjoeken teori sebagai berikoet. Kalaoe terpilih, Obama dilantik achir Djanoeari 2009. Ia perloe waktoe 100 hari oentoek persiapan internal, baroe medio April moelai bekerdja serioes. Toegas oetama dia mengatasi krismon, menarik pasoekan dari Irak setjara bertahap, memperkoeat lini Afganistan/Pakistan oentoek menangkap Osama bin Laden, dan beroepaja memenoehi djandji-djandji ekonomi-sosial kampanje dia. Semoea toegas berat ini memboetoehkan waktoe minimal satoe tahoen sampai medio 2010.

Oentoek oeroesan loear negeri Obama akan memberiken perhatian ke Iran, Korea Oetara, NATO/Eropa Barat, Timoer Tengah, dan Tjina. Moengkin baroe pada moesim panas 2010 Obama moelai "mengotak-atik" dengan serioes hoeboengan bilateral dengan ASEAN dan Indonesia. Terachir kali Obama memberiken perhatian kepada Indonesia ialah ketika sebagai senator membantu meloloskan dana oentoek memerangi flu boeroeng beberapa tahoen jang laloe. Dalam argoeman di Senat ia menjeboetken sedikit pengalaman memelihara ajam, kambing, dan berbagai djenis oenggas tatkala tinggal di Djakarta achir 1960-an dan awal 1970-an.

Tabik Pak Prayitno.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun