Mohon tunggu...
Budiarto Shambazy
Budiarto Shambazy Mohon Tunggu... -

Minat saya menulis beragam. Mulai dari menulis sepakbola, musik, serta politik. Saya menulis Politika, kolom tetap di Harian Kompas. Di Kompasiana saya ingin share ilmu politik melalui halaman "Politiking", yakni ajang bagi kita untuk membahas politik, bidang pengabdian masyarakat yang sesungguhnya bertujuan mulia. Ia ibarat sekolah menengah berstatus "filial petang" semata-mata sebagai pelengkap Politika yang terbit di harian Kompas tiap edisi Selasa dan Sabtu. Mari kita saling berpolitiking!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi PRT

17 Oktober 2008   02:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam kenal djoega oentoek Siputih. Sedjak Orde Baroe berkoeasa kita sesoenggoehnja telah menjadi antek Amerika Sjarikat dengan segala keoentoengan maoepoen keroegiannja. Tidak oesah djaoeh-djaoeh, lihat sadja politik loear negeri SBY jang manoet dan toendoek kepada Amerika ketika ikoet voting anti-Iran di Dewan Keamanan PBB beloem lama ini.

Keoentoengan mendoekoeng voting pro George W Bush itoe moengkin kita mendapatken gandjaran dalam bentoek doekoengan moral, politik, ataoe oeang. Keroegiannja, politik loear negeri kita jang bebas dan aktif mendjadi tergadaikan. Kita boekan lagi negara jang mempertahanken prinsip dan posisi sebagai salah satoe pendiri Gerakan Nonblok/Konferensi Asia-Afrika.

Djangan diloepakan poela bahwa hoeboengan mesra dengan Amerika beloem tentoe mendjamin kesedjahteraan kita rakjat, jang oentoeng tjuma pengoeasa sadja. Memang betoel elite politik di Washington berniat moelia ingin membantoe kita soepaja hidoep lebih baik, namoen bantoean itoe sering diselewengkan oleh elite politik di Djakarta. Ironisnja, kalaoe elite politik di Djakarta lagi sebal kepada elite politik di Washington, kita jang disoeroeh demonstrasi di depan kedoetaan Amerika di Djalan Merdeka Selatan. Ja, paling satoe orang kebagian Rp 100 riboe, sementara sang pengoeasa soedah berhasil menilep 100 riboe dollar AS dari dana bantoean Washington. Saja masih soeka tertegoen, kok makin banjak maling ja di negeri ini?

Djabatan hakim agoeng di Amerika berlakoe seoemoer hidoep. Tiap hakim agoeng hanja bisa digantiken kalaoe: totoep usia ataoe mengoendoerken diri karena berbagai sebab. Atoeran inilah jang memboeat nafsoe hakim-hakim agoeng di sini oentoek tetap bertahan. Tetapi, makna kata "tahan" di sini dengan di Amerika tentoe berbeda. Di sini benar-benar "bertahan" oentoek hidoep agar lebih makmoer alias kaja-raja seperti halnja pengemplang BLBI, di Amerika "mempertahankan" kehidupan konstitusional sesoeai dengan tjita-tjita bangsanja. Ambil tjontoh menarik, beloem lama ini MA memoetoesken Pemerintah haroes membajar keroegian jang nilainja mentjapai puluhan djoeta dollar AS kepada "tawanan-tawanan perang" jang dipendjaraken tanpa melaloei proses pengadilan. Lebih menarik lagi, seorang PRT asal Indonesia jang di pengadilan terboekti mengalami perlakoean tidak manoesiawi dari madjikannja, mendapatken ganti roegi bernilai hampir satu djoeta dollar AS. Saja menjesal mengapa tidak mendjadi PRT saja ja?

Tabik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun