Dalam dunia angkutan batu bara yang terus berkembang, Titan Infra Energy Group telah mengambil langkah-langkah ambisius untuk meningkatkan produktivitas bisnis mereka. Salah satu langkah penting yang mereka ambil adalah dengan menambahkan fasilitas conveyor belt (ban berjalan) di pelabuhan perusahaan mereka di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang penambahan ini dan bagaimana hal ini memengaruhi industri angkutan batu bara di Indonesia.
Penambahan Conveyor Belt: Menambah Efisiensi Angkutan Batu Bara
Dalam upaya untuk mengoptimalkan proses produksi dan transportasi batu bara, Titan Infra Energy Group, melalui Project Director mereka, Werdy Kasim, dengan antusias mengumumkan penambahan panjang conveyor belt sekitar 900 meter. Ini adalah langkah penting setelah mereka sebelumnya sudah memiliki conveyor belt berpanjang 1.150 meter. Dengan penambahan ini, panjang total conveyor belt yang dimiliki Titan Group kini mencapai 2.050 meter. Langkah ini diambil dengan tujuan utama untuk meningkatkan efisiensi dalam mengangkut batu bara dari tambang ke pelabuhan.
Langkah berani ini akan segera diresmikan dengan proses peluncuran yang direncanakan akan dihadiri oleh Darwan Siregar, selaku Direktur Utama PT Titan Infra Energy, pada hari Selasa, 8 Agustus. Ini merupakan momen bersejarah yang menandai komitmen Titan Group dalam terus mengembangkan inovasi dan memperluas kapasitas angkutan batu bara mereka.
Jembatan Strategis untuk Lancarinya Arus Truk Muatan Batu Bara
Tidak hanya menambah fasilitas conveyor belt, Titan Group juga mengumumkan rencana untuk meresmikan jembatan di jalur khusus angkutan batu bara yang dimiliki oleh perusahaan. Werdy Kasim menjelaskan bahwa jembatan ini memiliki peranan yang sangat strategis dalam memperlancar arus truk muatan batu bara yang melewati wilayah perusahaan. Langkah ini akan memastikan distribusi batu bara berjalan lancar dan efisien.
Ekspansi Jalur Pengumpan: Meningkatkan Distribusi Logistik dan Batu Bara
Eddy Rizal Umar, selaku Compliance Director Titan Group, juga memberikan wawasan lebih lanjut mengenai upaya perusahaan untuk meningkatkan produksi batu bara. Titan Group tengah fokus pada pemetaan dan pembebasan lahan untuk membangun jalur pengumpan tambang. Jalur ini akan membentang di sekitar wilayah perusahaan dengan estimasi panjang sekitar 50 kilometer. Langkah ini akan secara signifikan meningkatkan kelancaran distribusi logistik dan batu bara.
Inovasi dalam Bidang Logistik: Tongkang untuk Transportasi Batu Bara
Selain peningkatan fasilitas di pelabuhan, Titan Group juga tengah menggenjot lini bisnis logistik. Batu bara yang telah ditambang dan diangkut melalui jalur khusus akan dibawa menggunakan tongkang. Fasilitas pelabuhan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya, anak usaha Titan Group, memainkan peranan penting dalam memfasilitasi proses bongkar muat batu bara ini. Perusahaan memastikan bahwa seluruh proses transportasi dilakukan dengan keamanan, kecepatan, dan efisiensi tinggi.
Dalam rencana untuk meningkatkan produksi batu bara, Titan Group telah meresmikan proyek 1D Upgrade Phase 1 di pelabuhan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya. Untuk memfasilitasi distribusi yang lebih lancar, perseroan juga berencana membangun satu jetty tambahan. Dua jetty yang sudah ada telah dihubungkan dengan conveyor belt yang membawa batu bara dari penampungan darat ke tongkang dengan cepat. Langkah ini akan membantu meminimalkan waktu pemuatan.
PT Swarnadwipa Dermaga Jaya: Peran Sentral dalam Logistik Batu Bara
PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) memiliki peranan sentral dalam rantai logistik batu bara di wilayah ini. Berdiri sejak tahun 2017, SDJ mengoperasikan pelabuhan muat batubara seluas 62 hektar yang terletak di Muara Lematang, Kabupaten Pali, Sumatera Selatan.
Fasilitas Unggulan di Pelabuhan SDJ
Pelabuhan SDJ telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas unggulan yang mendukung operasi logistik batu bara. Beberapa fasilitas tersebut meliputi:
- Konektivitas Jalan: Pelabuhan ini terhubung dengan jalan SLR, memungkinkan penggunaan double trailer dengan kapasitas hingga 275 ton.
- Fasilitas Pengolahan: Pelabuhan ini memiliki fasilitas pengolahan peremukan (crusher) batubara dengan kapasitas 1.500 ton/jam. Fasilitas ini dilengkapi dengan dua radial stacker untuk memisahkan produk hasil peremukan.
- Penyimpanan Batubara: Stockpile dengan kapasitas hingga 300.000 ton batubara. Dilengkapi dengan reclaim belt feeder yang beroperasi di bawah tanah serta reclaim feeder di atas permukaan tanah.
- Barge Loading Conveyor (BLC): Terdapat 2 unit BLC yang digunakan untuk memuat batubara ke dalam tongkang ukuran 300 feet (7.500 ton).
- Peningkatan Kapasitas: Upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas daya muat BLC-1A dan BLC-1D guna mendukung operasi yang lebih efisien.