Mohon tunggu...
Budianto Sutrisno
Budianto Sutrisno Mohon Tunggu... -

Pendidikan seni mengasah emosi dan pikiran untuk lebih menghargai keindahan dalam hidup seni adalah sayap hakikat hidup biarlah dia berkepak di angkasa menggapai makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mutiara Hitam di Bumi Papua

11 Agustus 2014   20:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407738924673565986

[caption id="attachment_318748" align="aligncenter" width="414" caption="Raja Ampat, Sumber: www.indonesia.travel"][/caption]

Dawai hatiku bergetar dalam melodi ketakjuban…
denyut nadi dan detak jantungku
larut hanyut dalam deru derai irama degup kekaguman
seluruh indra ragaku terpaku dalam pukau
gegap jiwa dan gempita emosiku luruh dalam pikat pesona magis
jurai keindahan alam Raja Ampat
yang terbentang di Bumi Papua

Siapa nyana butiran kemilau surga ditaburkan
di ranah seberang kawasan paruh burung yang eksotis
siapa nyana Sang Maha Seniman berkenan
menarikan jemari-Nya
’tuk goreskan keindahan bentuk dan harmoni pelangi warna
di langit, bumi, laut, dan dasar samudra
Raja Ampat

Hamparan pasir putih menyapa lembut setiap jejak langkah pelancong
gugusan pulau memperagakan pesona butir-butir zamrud
yang berkelindan di antara deru biru gelombang laut
sementara langit biru menjadi naung payung keteduhan

Decak kagum tak henti bergulung dalam palung relung kalbu
lalu mencair, mengalir melalui muara mulut dan bibir
membuncahkan hasratku untuk terjun melanglang
ke dunia bawah samudra yang membiaskan warna kilau safir
sejuk air segera merayapi seluruh pori tubuh
benakku sarat dengan luap takjub dahsyat
memandang berbagai terumbu karang, berlaksa ikan, dan berjuta biota laut
elok menggelar simfoni puspa ragam rona, rupa, dan gaya
di serambi surga keindahan: Raja Ampat

Di tengah peluk sejuk air biru bening
dalam keheningan jagat bawah samudra
sementara tubuhku lincah menari dalam dekapan air
beribu tanya bergelayut dalam benakku:
bukankah Raja Ampat hanya setitik rinai warna-warni di Indonesia?
bukankah masih ada kemilau permata Danau Toba, Borobudur, Bromo, Bali,
Lombok, Bunaken, Komodo, Kelimutu, dan masih banyak lagi?
tak pelak lagi, Sang Pencipta mengukir keindahan di setiap pulau
di seantero Nusantara

Dan tatkala senja mengecup mesra Raja Ampat…
Sang Maha Kreatif setia menggoreskan puspa warna di kanvas langit
semburat rona jingga, kuning, merah, ungu, dadu terpadu serasi memikat hati
inilah panggung akbar keindahan alam karunia-Nya
di persada Indonesia tercinta
aku segera bertelut dalam sujud
aku tersungkur dalam ucapan syukur

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun