Sudah dua bulan belakangan ini berita mengenai kisruh drydocks dengan subkontraktor menghiasi surat kabar di Batam,saya ikut prihatin karena saya juga terkena imbasnya, sudah hampir setahun yg lalu job sudah saya selesaikan di drydock pertama,tapi sampai sekarang belum semua invoice saya terima.
tapi kegagalan drydocks membangun mega triple shipyardnya di Batam sudah saya prediksikan sejak saya bergabung disana 2,5 tahun yg lalu,apa yg membuat mereka terpuruk sebenarnya cukup sederhana mereka tidak mempelajari atau boleh di bilang mereka ceroboh dalam perekrutan tenaga kerja dan tidak memahami budaya dan cara tenaga kerja kita.
kenapa saya bilang mereka ceroboh ?
satu : tenaga kerja asing yg mereka pekerjakan ternyata tidak mempunyai keahlian/basic skill tentang perkapalan bahkan ada manager produksi di drydock pertama sama sekali tidak paham komputer.
dua : tenaga kerja asing yg mereka pekerjakan terlalu banyak tidak sesuai dengan kegunaan padahal gaji mereka cukup besar.
tiga : perekrutan karyawan tidak terkontrol hampir 80% karyawan yg di rekrut tidak sesuai kegunaan sehingga mereka lebih banyak nganggur/makan gaji buta.
empat : perekrutan karyawan untuk jabatan supervisor yg salah, kenapa saya bilang salah untuk jabatan supervisor di galangan kapal yg di butuhkan adalah skill/pengalaman di shipyard karena anak buah yg kita awasi adalah karyawan tenaga skill , sedang drydock merekrut supervisor lulusan D3/s1 perkapalan yg belum punya pengalaman sama sekali di shipyard.
lima : pada saat drydocks mengambil alih tiga shipyard di Batam . ketiga shipyard tersebut merupakan perusahaan terbesar dan job/ karyawan terbanyak di batam.seharusnya drydocks tidak usah merenovasi/membangun dalam hal ini peggurukkan laut dan membuat workshop yg belum perlu secara besar besaran karena dalam kondisi yg lama shipyard ini sudah bisa beropersai secara maksimal.karena dana untuk pembangunan itu sangat besar lebih besar dari hutang invoice drydocks ke subkontraktor sekarang.
enam : perubahan manajemen secara total pada saat peralihan merupakan awal dari kegagalan tersebut.
sebenarnya banyak lagi penyebab kegagalan tersebut tapi menurut saya secara garis besarnya adalah jangan menyerahkan pekerjaan kepada yg bukan ahlinya,pelajari dulu budaya dan katareristik negara tempat kita akan berinvestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H