Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi di Keramaian

28 Desember 2024   09:58 Diperbarui: 28 Desember 2024   08:09 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keramaian ini adalah labirin tanpa peta.
Setiap wajah yang lewat adalah teka-teki, penuh warna, namun asing.
Mengapa aku merasa kosong di tengah ini semua?
Bukankah manusia adalah makhluk sosial?
Lalu mengapa hadir di antara mereka terasa seperti berjalan di gurun tanpa bayangan?

Mereka tertawa, berbicara, saling menyentuh...
Namun, sentuhan-sentuhan itu hampa bagi yang tidak dikenali.
Aku berdiri di sini, menyaksikan,
Namun tak satu pun mata bertemu dengan mataku.

Barangkali sepi bukanlah ketiadaan suara,
Melainkan ketidakhadiran makna.
Keramaian ini hanya rangkaian gemuruh,
Tapi tanpa jiwa yang mendekat.

Apa artinya menjadi?
Apa artinya hadir?
Jika keberadaanku adalah bayangan yang melekat di dinding,
Bukan cahaya yang menyentuh inti jiwa yang lain.

Mungkin sepi bukanlah musuh,
Ia adalah refleksi yang memelukku erat,
Menggiringku bertanya:
Siapakah aku tanpa mereka?

Ah, barangkali sepi di keramaian ini adalah karunia.
Pengingat bahwa aku lebih dari sekadar suara dalam hiruk-pikuk,
Aku adalah perjalanan yang mesti kutemukan sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun