Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca Sebagai Fondasi Masa Depan

22 Oktober 2024   01:09 Diperbarui: 22 Oktober 2024   01:13 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam era informasi yang serba cepat ini, literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis; ia adalah jendela menuju dunia. Namun, ironisnya, tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data dari UNESCO, sekitar 37% penduduk dewasa di Indonesia tidak memiliki keterampilan literasi dasar yang memadai. Ini adalah masalah serius yang harus segera kita hadapi, karena rendahnya tingkat literasi dapat menghambat kemajuan individu dan kolektif bangsa.

Membaca: Lebih dari Sekadar Keterampilan

Mengapa literasi sangat penting? Membaca adalah dasar dari segala bentuk pembelajaran. Tanpa kemampuan membaca yang baik, seseorang akan kesulitan memahami informasi yang kompleks, berkomunikasi dengan efektif, dan berpartisipasi dalam diskusi yang lebih luas. Literasi juga membuka pintu bagi pengetahuan dan keterampilan baru, yang sangat dibutuhkan di era globalisasi dan teknologi saat ini.

Namun, rendahnya tingkat literasi di Indonesia menunjukkan bahwa kita masih memiliki pekerjaan rumah yang besar. Di banyak daerah, terutama di pedesaan, akses terhadap buku, perpustakaan, dan sumber daya pendidikan lainnya sangat terbatas. Selain itu, budaya membaca belum menjadi prioritas bagi sebagian besar masyarakat. Banyak anak yang lebih tertarik bermain gadget daripada membaca buku, yang mengakibatkan penurunan minat baca.

Pendidikan Formal dan Peran Sekolah

Sekolah seharusnya menjadi tempat pertama dan utama untuk menanamkan kecintaan pada membaca. Namun, sering kali kita menemukan bahwa metode pengajaran yang digunakan di sekolah tidak mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan membaca. Kurikulum yang terlalu padat dan fokus pada ujian sering kali mengalihkan perhatian siswa dari pentingnya membaca sebagai sebuah kebiasaan.

Di sisi lain, guru juga memegang peranan penting dalam membentuk minat baca siswa. Sayangnya, tidak semua guru memiliki strategi pengajaran yang inovatif dan kreatif. Mereka mungkin terjebak dalam rutinitas mengajar yang monoton, sehingga tidak dapat memotivasi siswa untuk menemukan keasyikan dalam membaca. Dalam hal ini, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru sangat penting agar mereka dapat menggunakan metode yang lebih menarik dalam mengajar.

Tantangan Akses dan Infrastruktur

Tantangan utama dalam meningkatkan literasi adalah akses. Di banyak daerah, terutama di daerah terpencil, fasilitas pendidikan dan infrastruktur yang mendukung literasi masih sangat kurang. Perpustakaan yang baik, buku yang berkualitas, dan bahan bacaan yang menarik sulit dijangkau. Ini menciptakan kesenjangan antara anak-anak di kota besar dan di pedesaan.

Pemerintah perlu mengambil langkah nyata untuk meningkatkan akses terhadap bahan bacaan. Program-program seperti mendirikan perpustakaan di setiap desa atau menyediakan buku gratis untuk siswa dapat menjadi solusi. Selain itu, inisiatif untuk mengadakan festival buku dan kegiatan membaca di sekolah-sekolah juga dapat meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun