Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlukah Kurikulum Selalu Berubah?

21 Oktober 2024   21:05 Diperbarui: 21 Oktober 2024   21:15 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan Butuh Kontinuitas, Bukan Revolusi

Pendidikan adalah proses jangka panjang, bukan proses instan yang hasilnya dapat dilihat dalam hitungan bulan atau tahun. Sebuah kurikulum yang efektif membutuhkan waktu untuk dievaluasi, diperbaiki, dan diterapkan dengan benar. Pergantian kurikulum yang terlalu sering justru mengganggu proses ini, membuat para pelaku pendidikan kesulitan untuk beradaptasi secara menyeluruh.

Lebih penting lagi, pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa harus merombak sistem secara total. Teknologi, misalnya, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tetapi pengintegrasiannya ke dalam sistem pendidikan harus dilakukan dengan bijak, dan tidak hanya sekadar ikut tren.

Pendekatan yang lebih ideal adalah memperkuat dan memperbaiki sistem yang ada, bukan merombaknya dari akar setiap kali ada pemimpin baru. Pelatihan dan pengembangan guru secara berkelanjutan, peningkatan fasilitas pendidikan, serta keselarasan antara kurikulum dengan kondisi sosial-budaya masyarakat adalah hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih dibandingkan perubahan kurikulum semata.

Menata Ulang Arah Pendidikan Nasional

Daripada terus-menerus terjebak dalam siklus "ganti menteri, ganti kurikulum," pendidikan nasional kita memerlukan visi jangka panjang yang jelas dan berkesinambungan. Hal ini berarti menciptakan sebuah kebijakan pendidikan yang tidak tergantung pada siapa yang memimpin, tetapi berdasarkan konsensus nasional yang berorientasi pada kepentingan siswa dan bangsa di masa depan.

Visi pendidikan harus bersifat inklusif, memperhatikan kesetaraan akses antara daerah perkotaan dan pedalaman, serta memastikan bahwa pendidikan yang diberikan relevan dengan kebutuhan zaman dan dunia kerja. Dalam hal ini, pendidikan vokasi dan keterampilan hidup (life skills) menjadi sangat krusial, terutama di era di mana ketidakpastian pasar kerja semakin tinggi.

Dengan demikian, kita membutuhkan kebijakan pendidikan yang lebih adaptif dan bertahap, bukan kebijakan yang berubah-ubah setiap kali ada pergantian kursi di kementerian. Konsistensi dan kontinuitas dalam pendidikan jauh lebih berharga daripada sekadar perubahan yang berlandaskan kepentingan politik jangka pendek.

Pendidikan adalah investasi terbesar bangsa ini. Setiap kali kita mengubah kurikulum tanpa evaluasi yang matang, kita tidak hanya mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya, tetapi juga masa depan generasi muda. Sudah saatnya kita berhenti melihat pendidikan sebagai arena eksperimen bagi setiap menteri baru dan mulai membangun sistem yang berkelanjutan, stabil, dan berorientasi pada kebutuhan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun