Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebaikan dalam Keburukan

17 Oktober 2024   03:13 Diperbarui: 17 Oktober 2024   08:12 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa yang dikelilingi oleh sawah hijau dan bukit, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal adalah empat sahabat yang dikenal dengan sifat unik masing-masing. Kobar adalah optimis, Kahar selalu skeptis, Badu adalah jokester, dan Rijal adalah pengamat yang tajam. Suatu sore, mereka berkumpul di warung kopi Bu Tini sambil menikmati gorengan hangat dan secangkir kopi.

"Saatnya kita bahas hal serius, teman-teman," kata Kobar dengan semangat. "Pernahkah kalian berpikir tentang kebaikan dalam keburukan?"

Kahar mengangkat alis. "Kebaikan dalam keburukan? Seperti mana? Itu terdengar seperti kalimat bijak yang hanya bisa diucapkan orang tua di dalam pengajian."

Badu tertawa. "Oh, come on, Kahar! Maksudnya pasti ada sesuatu yang bisa kita angkat. Misalnya, saat kita terjebak dalam masalah, pasti ada pelajaran yang bisa dipetik."

Rijal yang lebih serius menanggapi, "Tapi kadang, keburukan itu tampak begitu menakutkan. Bagaimana bisa kita menemukan kebaikan di dalamnya?"

"Begini," Kobar mulai menjelaskan, "coba kita ingat kembali kejadian di desa kita beberapa waktu lalu. Ketika ladang kita dilanda hama. Semua orang panik, tetapi di balik itu, kita belajar untuk berkolaborasi dan saling membantu."

"Ah, itu hanya alasan untuk bergaul," potong Kahar. "Sebenarnya, semua orang marah dan saling menyalahkan. Apa yang baik dari situasi itu?"

Badu mencelah, "Tapi bukankah itu memicu rasa solidaritas? Kita semua bekerja sama untuk mengatasi hama itu. Kita sampai punya festival bersama untuk merayakan panen! Itu kan kebaikan?"

Kahar menggelengkan kepala. "Festival? Apa yang bisa kita rayakan dari panen yang gagal? Kita merayakan kegagalan, ya?"

Rijal mengangguk. "Tapi, Kahar, kadang kita perlu merayakan keberanian untuk bangkit. Dalam situasi terburuk, kita bisa menemukan cara untuk berinovasi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun