Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Investasi pada Diri Sendiri

16 Oktober 2024   02:49 Diperbarui: 16 Oktober 2024   03:07 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang dikenal dengan pemandangan sawah yang hijau dan pepohonan yang rimbun, tinggal empat sahabat: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan berdebat tentang berbagai topik, terutama tentang investasi. Suatu hari, Kobar muncul dengan gagasan yang menarik.

"Teman-teman," kata Kobar dengan semangat, "aku baru saja membaca tentang pentingnya investasi pada diri sendiri. Kita harus mulai berinvestasi pada diri kita agar bisa lebih sukses di masa depan!"

Kahar, yang dikenal sebagai orang yang skeptis, bertanya, "Investasi pada diri sendiri? Apa maksudmu? Apa kita harus membeli lebih banyak buku dan alat tulis?"

Badu, yang lebih suka tidur daripada berpikir, melirik sambil menguap, "Atau mungkin kita harus membeli bantal yang lebih nyaman? Itu juga investasi pada diri sendiri, kan?"

Rijal, yang selalu optimis, berusaha memberikan sudut pandang yang lebih serius. "Bagaimana jika kita mengambil kursus atau belajar sesuatu yang baru? Itu bisa jadi investasi yang bagus untuk masa depan kita!"

Kobar mengangguk setuju. "Benar! Mari kita rencanakan untuk ikut kursus memasak. Siapa tahu, suatu hari kita bisa membuka restoran dan menjadi kaya!"

Semua setuju dan mereka mulai merencanakan kursus memasak yang akan diikuti. Kobar mengambil inisiatif untuk mencari tempat kursus. "Ayo, kita akan berinvestasi pada diri sendiri dengan belajar membuat masakan terbaik!"

Hari kursus pun tiba. Mereka berempat bersemangat memasuki dapur tempat kursus. Kobar, yang percaya diri, segera mengambil posisi di depan. "Aku akan menjadi koki utama di sini!" serunya.

Kahar mengangkat tangan. "Tapi, kita semua tahu bahwa kau sering membakar nasi. Apa benar kau bisa memimpin?"

"Tenang saja, Kahar! Aku telah membaca banyak buku tentang memasak! Ini hanya masalah praktik!" jawab Kobar, sambil menunjukkan buku resepnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun