Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Lebih Berharga dari Materi

15 Oktober 2024   23:46 Diperbarui: 15 Oktober 2024   23:47 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa yang sederhana, terdapat empat sahabat: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, meskipun keadaan desa tidak terlalu memadai. Tidak ada yang lebih mereka cintai daripada berbagi cerita dan tawa, meskipun kehidupan sehari-hari sering dipenuhi dengan perjuangan dan kesederhanaan.

Suatu hari, Kobar mengusulkan ide yang aneh. "Geng, bagaimana kalau kita mengadakan lomba siapa yang bisa mengumpulkan materi paling banyak dalam waktu seminggu? Pemenangnya akan mendapatkan gelar 'Raja Materi'!"

Kahar yang selalu skeptis menjawab, "Tapi, Kobar, apa gunanya menjadi Raja Materi? Materi bukanlah segalanya!"

Badu, yang dikenal suka tidur, bangkit sejenak dan berkata, "Kalau aku jadi Raja Materi, aku bisa tidur di ranjang yang empuk! Itu yang lebih penting."

Rijal, yang optimis, berusaha memberikan sudut pandang berbeda. "Mungkin kita bisa belajar bahwa meskipun materi penting, ada hal-hal lain yang lebih berharga. Bagaimana kalau kita mencari sesuatu yang lebih berarti daripada hanya sekedar barang?"

Kobar terdiam sejenak, merenungkan apa yang Rijal katakan. "Baiklah, mari kita ubah konsepnya! Kita tidak akan mencari materi, tetapi kita akan mencari pengalaman dan kebaikan dalam seminggu ini!"

Setelah sepakat, mereka pun memulai petualangan baru. Kobar bertekad untuk melakukan kebaikan dengan cara uniknya. Dia mulai dengan memberikan makanan kepada pengemis di pinggir jalan. "Lihat, aku sudah memberi makanan! Ini lebih berharga daripada materi!" serunya dengan bangga.

Kahar mencoba melakukan hal yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. "Aku akan memberikan pelajaran gratis kepada anak-anak di desa," katanya. "Ilmu adalah hal terpenting yang bisa kita berikan."

Badu, yang malas beraksi, memutuskan untuk melakukan kebaikan dengan cara yang paling mudah. "Aku akan tidur siang lebih awal dan bangun dengan senyuman! Itu adalah kebaikan bagi diriku dan orang-orang di sekitarku," ujarnya sambil menguap.

Rijal ingin melakukan yang terbaik. Dia memutuskan untuk mengadakan acara bersih-bersih desa. "Kita bisa membuat desa kita lebih bersih! Itu juga berharga!" katanya bersemangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun