Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silaturahmi: Ikatan yang Menguatkan

12 Oktober 2024   04:45 Diperbarui: 12 Oktober 2024   04:46 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era modern yang serba cepat dan digital ini, kita sering terjebak dalam kesibukan dan rutinitas yang membuat kita abai terhadap satu aspek kehidupan yang sebenarnya sangat esensial: silaturahmi. Bagi sebagian orang, menjalin silaturahmi kerap dianggap sebagai formalitas yang hanya dilakukan pada momen-momen tertentu, seperti saat lebaran atau perayaan besar lainnya. Namun, ada sebuah hikmah mendalam di balik pentingnya menjaga hubungan antar sesama yang sering kita lupakan---dan ini bukan hanya sekadar soal budaya atau agama, tetapi juga tentang makna kemanusiaan itu sendiri.

Silaturahmi: Bukan Sekadar Sapaan Formal

Silaturahmi sering kali dianggap sebagai sekadar "kewajiban sosial," dimana kita merasa perlu menanyakan kabar atau mengunjungi saudara dan teman hanya untuk memenuhi norma-norma tertentu. Padahal, silaturahmi memiliki kedalaman yang jauh lebih besar. Ia bukan sekadar basa-basi atau mengunjungi kerabat sekali dalam setahun, melainkan sebuah upaya berkesinambungan untuk menjaga hubungan baik dan menumbuhkan rasa kasih sayang.

Dengan silaturahmi, kita tidak hanya mempererat hubungan antar manusia, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri: kebersamaan, empati, dan solidaritas. Ketika kita menjalin hubungan yang lebih dalam dengan orang lain, kita belajar untuk memahami kebutuhan, perasaan, dan pandangan mereka. Ini mendorong kita untuk lebih peduli terhadap sekitar dan memberikan perhatian lebih pada mereka yang mungkin sedang mengalami kesulitan.

Silaturahmi Menumbuhkan Kepekaan Sosial

Kita hidup di zaman di mana segala sesuatu begitu instan dan individualistis. Akibatnya, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita abai terhadap orang-orang di sekitar kita. Silaturahmi seharusnya menjadi jembatan untuk menumbuhkan kepekaan sosial, sebuah pengingat bahwa hidup ini bukan hanya tentang diri kita sendiri.

Dengan sering menjalin silaturahmi, kita dapat lebih peka terhadap keadaan keluarga, teman, maupun tetangga. Kita bisa lebih cepat menangkap ketika ada seseorang yang membutuhkan bantuan, baik dari segi materi maupun dukungan emosional. Ini adalah bentuk nyata dari kepedulian sosial yang seharusnya menjadi pondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat.

Kekuatan Silaturahmi dalam Mengatasi Kesenjangan Sosial

Salah satu dampak terbesar dari silaturahmi adalah kemampuannya untuk mengatasi kesenjangan sosial. Dalam masyarakat yang semakin terpolarisasi, baik dari segi ekonomi maupun budaya, silaturahmi bisa menjadi alat untuk menjembatani perbedaan tersebut. Ketika kita aktif menjalin hubungan dengan berbagai lapisan masyarakat, kita berkesempatan untuk memahami perspektif dan pengalaman hidup orang lain, yang mungkin berbeda jauh dari kita.

Sebaliknya, tanpa silaturahmi, kita cenderung hidup dalam "gelembung sosial" yang sempit. Kita hanya berinteraksi dengan orang-orang yang mirip dengan kita, baik dalam hal status ekonomi, pandangan politik, atau gaya hidup. Akibatnya, kita menjadi lebih mudah menghakimi, lebih sulit memahami perbedaan, dan lebih rentan terhadap konflik sosial. Silaturahmi membuka pintu bagi toleransi dan pengertian yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun