Setiap orang di dunia ini pasti pernah bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah hidup saya berarti?" atau "Apa sebenarnya makna hidup ini?" Meskipun kedua pertanyaan ini terdengar serupa, mereka mengarahkan kita pada dua pendekatan yang sangat berbeda tentang bagaimana kita menjalani hidup.
Pertanyaan "Apakah hidup saya berarti?" cenderung mengacu pada pencapaian eksternal dan dampak sosial, seperti kesuksesan karier, kontribusi terhadap orang lain, atau pengakuan dari dunia luar. Sementara itu, "Apa makna hidup saya?" lebih bersifat internal, berfokus pada pemahaman diri, kepuasan batin, dan hubungan spiritual dengan kehidupan itu sendiri.
Maka, pertanyaannya adalah: mana yang lebih penting---hidup yang berarti atau hidup yang bermakna? Dan apakah keduanya dapat berjalan seiring?
Hidup Berarti: Mencari Nilai Eksternal
Ketika berbicara tentang hidup yang berarti, kita sering kali mengacu pada pencapaian yang memiliki dampak positif bagi masyarakat. Hidup yang berarti biasanya dinilai dari apa yang kita capai di dunia luar---baik itu melalui pekerjaan, kontribusi sosial, atau warisan yang kita tinggalkan. Misalnya, seorang dokter yang menyelamatkan banyak nyawa atau seorang aktivis yang memperjuangkan hak-hak manusia dianggap memiliki hidup yang berarti karena mereka telah membuat perbedaan nyata di dunia ini.
Namun, pencapaian eksternal saja belum tentu menghasilkan kebahagiaan atau kepuasan yang mendalam. Banyak orang yang telah mencapai sukses besar justru merasa kosong di dalam, karena mereka mungkin telah mengabaikan aspek-aspek yang lebih mendasar dari keberadaan mereka. Hidup yang berarti secara eksternal belum tentu membawa kebahagiaan batin yang sejati.
Hidup Bermakna: Mencari Kedalaman Internal
Sebaliknya, hidup yang bermakna lebih berfokus pada bagaimana kita memaknai hidup kita sendiri, terlepas dari pengakuan sosial atau pencapaian eksternal. Ini lebih tentang bagaimana kita menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam diri kita sendiri, bagaimana kita menjalani hidup dengan kesadaran dan pemahaman yang mendalam. Hidup yang bermakna mungkin tidak selalu terkait dengan pencapaian besar, tetapi lebih pada bagaimana kita menjalani hidup dengan rasa syukur, empati, dan cinta.
Hidup yang bermakna tidak harus diukur dari apa yang telah kita capai di dunia luar, tetapi lebih pada bagaimana kita merasa terhadap diri kita sendiri dan bagaimana kita memaknai pengalaman hidup kita. Misalnya, seseorang yang menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti merawat keluarga, membantu teman, atau menjalani hidup dengan penuh cinta dan belas kasih bisa memiliki hidup yang sangat bermakna meskipun mungkin tidak diakui secara luas oleh masyarakat.
Bisakah Hidup Berarti dan Bermakna Berjalan Bersamaan?
Meskipun hidup yang berarti dan hidup yang bermakna mungkin tampak berbeda, keduanya tidak saling bertentangan. Sebaliknya, keduanya bisa berjalan seiring. Orang yang menjalani hidup yang berarti dengan memberikan kontribusi positif bagi dunia juga dapat menemukan makna pribadi dalam tindakan mereka, terutama jika mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan selaras dengan nilai-nilai dan tujuan hidup mereka.
Namun, mencapai keseimbangan ini bukanlah hal yang mudah. Kita mungkin terdorong untuk mengejar pencapaian eksternal demi pengakuan dan kepuasan ego, tetapi juga harus memastikan bahwa kita tidak mengabaikan kesehatan mental dan emosional kita dalam prosesnya. Hidup yang seimbang adalah hidup di mana kita tidak hanya mencari arti di dunia luar, tetapi juga menemukan kedamaian dan makna di dalam diri kita sendiri.
Bagaimana Menemukan Makna dan Arti dalam Hidup Kita?
Untuk menemukan keseimbangan antara hidup yang berarti dan hidup yang bermakna, kita perlu merenungkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang diri kita sendiri. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam proses ini adalah:
- Apa yang benar-benar membuat saya bahagia? Lihat di luar pencapaian materi atau pengakuan sosial. Temukan apa yang benar-benar memberikan kedamaian dan kebahagiaan sejati.
- Apa yang saya ingin wariskan kepada dunia? Pikirkan tentang dampak yang ingin kita tinggalkan bagi orang lain dan bagaimana kita dapat memberikan kontribusi yang bermakna.
- Bagaimana saya bisa lebih terhubung dengan diri saya sendiri? Cari cara untuk merenung dan terhubung dengan diri sendiri melalui meditasi, refleksi, atau waktu untuk diri sendiri.
Hidup yang berarti dan hidup yang bermakna tidak harus dipisahkan. Hidup yang berarti memberi kita rasa pencapaian dan kontribusi pada dunia, sementara hidup yang bermakna memberi kita kedamaian batin dan kebahagiaan yang mendalam. Keduanya dapat berjalan bersama jika kita mampu menemukan keseimbangan antara pencapaian eksternal dan pemenuhan internal.
Ketika kita mampu merangkul keduanya, hidup kita tidak hanya menjadi perjalanan yang penuh tujuan, tetapi juga penuh dengan kedalaman dan kebahagiaan sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H