Setelah sepasang suami-istri berusia matang tidak saling bertegur-sapa sepanjang hari, sebagai kelanjutan perselisihan paham - yang kadang dipicu oleh ihwal sederhana - maka sang istri mengkomunikasikan uneg-uneg melalui media yang sudah lumrah digunakan pada masa kini, BBM, sebagai berikut:
Â
Istri:
Sat 7:42 PM
“Mengenai apa yang kita obrolin tadi pagi mohon maaf kalo sikap aku tidak berkenan, bahkan seharusnya tidak aku tunjukkan. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaan aku itupun mudah-mudahan dapat diterima. Aku sekarang sudah tidak bekerja dan menghasilkan uang sendiri, dan aku hanya berharap dari Sayang, untuk dapat aku pergunakan keperluan aku dan lain-lain. Walaupun begitu aku tidak berani dan lancang untuk ngambil uang sekehendak aku sebelum ada ijin. Aku dengar sebelumnya, Sayang pernah bilang nyimpen uang di toples klo ada perlu ambil aja (tidak bilang ngambil di tas ataupun di dompet). Itupun aku masih sungkan walaupun keperluannya untuk belanja makanan, iya memang Sayang bukan siapa-siapa dan aku harus berani bilang. Tapi aku memang begitu...ingin rasanya bisa berani bilang tapi suka rada susah, beda kalo Sayang kasih, aku terima...alhamdulillah dan aku lebih leluasa mempergunakannya. Aku harus banyak belajar untuk tidak banyak berharap dimengerti atau difahami orang lain, bahkanmungkin harus dapat memahami orang lain, tapi apakah salah? Seorang ‘aku’ mengharapkan pengertian dari seorang suami untuk dapat memahami aku, mengerti aku, memanjakan aku? Bukankah tujuan berpasangan itu untuk saling memahami, mengerti satu sama lain, saling melengkapi kekurangan. Aku sadar, masih banyak kekurangan aku, aku hanya manusia biasa yang masih banyak keinginan dan harapan secara materi, pengen punya mobil, berharap punya uang banyak dan berkah...Aamiin. Tolong bimbing aku, ajari aku untuk dapat melakukan yang terbaik, yang sesuai harapan. Aku ingin belajar berkomunikasi yang baik untuk menghindari kesalahfahaman dan menciptakan hubungan yang harmonis.
Sun 10:22 AM
Aku udah sampe yah
Â
Suami:
Sun 4:05 PM
Alhamdulillah