Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Isi Kotak Warisan yang Sangat Berharga

22 Maret 2025   06:08 Diperbarui: 22 Maret 2025   06:08 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi isi kotak warisan yang sangat berharga (Gambar oleh Thomas G. dari Pixabay)

TANPA dapat diduga sebelumnya, sesuatu memelesat dari kepala. Sesuatu yang mengoyak kesadaran itu terpental jatuh ke meja, hampir menyentuh bundel berisi perhitungan rumit dan rekomendasi atas suatu proyek.

Proyek raksasa. Pada pundaknya terdapat anggaran sangat besar, kendati bukan rencana yang sungguh-sungguh akan menyentuh kepentingan banyak orang. Tak mengapa, yang penting anggarannya cair. Untuknya, tentu saja ada bagian yang merupakan bukit bagi orang kebanyakan.

Tangannya sejenak membatalkan rencana menggoreskan pena pada lembaran di paling atas dari berkas penting itu. Tubuhnya bergetar, bukan sebab perut kosong menahan lapar dan haus sejak terbitnya fajar, hingga nanti saat terbenamnya matahari. Bukan.

Jiwanya merasakan kedatangan cahaya yang demikian tiba-tiba. Pancaran hati jernih, paling bersih, mengingatkan tentang wasiat di dalam kotak kayu yang sangat lama tidak dibukanya.

Rudolfo tidak bisa mengingat, kapan terakhir membuka peti kecil terbuat dari jati itu.

Cuplikan-cuplikan dari lakon kehidupan membayang di pelupuk mata. Percakapan-percakapan. Nasihat-nasihat. Penegasan tentang satu sifat penting yang menyempurnakan manusia sesuai hakikatnya.

Teringat jelas, Rudolfo sangat patuh kepada orangtua yang dihormatinya. Bukan lantaran telah membesarkan penuh kasih sayang, menuntun perihal kepandaian dan akhlak mulia, hingga mengantarnya menjadi seseorang yang penting di negeri ini, melainkan karena telah meninggalkan satu warisan berharga yang tersimpan di dalam kotak kayu.

Namun, sejak mereka meninggalkan segala kebendaan pada kesementaraan, menuju alam kesempunaan yang membebaskan dari siklus lahir mati dan penderitaan akibat batin gelap, rasa benci, dan sifat serakah, lambat laun ia melupakan dan tidak membuka kotak kayu warisan.

Orangtuanya telah mewariskan sebuah wasiat, yang tersimpan rapi di dalam kotak terbuat dari kayu jati. Isi peti kecil berwarna cokelat tua mengkilap itu amatlah berharga. Tiada kebaikan harta terbaik yang dapat menandingi kekayaan nilainya.

Rudolfo menyimpan peti kecil pada bagian paling rahasia di lemari buku. Sayang sekali, padahal isi dari kotak kayu, seperti dibilang di atas, amatlah berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun