Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Ancaman yang Membawa ke Upaya Sembuh

23 Desember 2024   09:08 Diperbarui: 23 Desember 2024   09:08 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petang itu saya tidak menghabiskan hidangan makan malam. Tidak seperti biasanya. Menyisakan, menyia-nyiakan, atau membuang-buang makanan layak konsumsi begitu saja adalah perbuatan buruk. Tak sampai hati membiarkan bersisa sekalipun satu butir nasi.

Cara saya menghindari perilaku membuang makanan adalah, mengambil makanan sesuai kebutuhan. Tidak didorong nafsu semata, yaitu mengambil hidangan karena serakah ingin melahap segala dan sebanyak mungkin. 

Selanjutnya, mengecap tiap-tiap kunyahan dengan rasa syukur.

Namun, pada Selasa pekan lalu itu ada keadaan yang memaksa saya melakukan hal mubazir. Membuang makanan. Food waste!

Saat mulai bersantap, mulut terasa pahit. Sampai titik tertentu, sajian makan malam tidak dapat dilanjutkan dan mendadak menjadi sampah makanan. Perasaan sangat sedih menyergap.

Rasa pahit di mulut diikuti oleh demam yang dengan cepat menjalar. Mendung, Hujan. Udara dingin membuat gigil. Kepala kliyengan Bisa jadi terserang flu. Ke tempat tidur lalu menarik selimut rasanya nyaman.

Empat hari berturut-turut berselimut. Turun dari tempat tidur karena buang air, membersihkan diri pakai air hangat, dan makan bubur dan buah.

Membuka aplikasi WA hanya untuk menjawab sekenanya dan menghapus pesan. Saya tidak serius membaca pun menjawabnya.  Tidak kuat berlama-lama duduk.

Buka Kompasiana? Buka, tapi tak satupun artikel di lini masa dibaca. Saya hanya membalas komentar seperlunya, berkunjung balik dengan membaca artikel sekadarnya. Tidak benar-benar membaca. Puyeng. Maafkan saya.

Selama itu saya bertanya-tanya, sakit apa? Demam berkurang. Tidak ada pilek --kecuali pengaruh udara dingin-- dan batuk yang biasanya mengikuti penyakit flu. Rasa pahit tidak segera menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun