Saya memesan soto Pacitan. Satu mangkuk berisi nasi, kecambah, suwiran ayam kampung. Kuah panas bening dibubuhi kecap manis, perasan jeruk nipis, bawang, dan kacang goreng.
Ya! Kacang goreng utuh. Pengalaman baru bagi saya. Ternyata kacang menambah rasa gurih dan menciptakan sensasi berbeda.
Rasa soto Pacitan menyegarkan. Porsinya pas untuk sarapan. Pagi itu saya merasakan produk kuliner sesuai harapan akan rasa enak. Harganya, Rp15.000.
Gudeg
Pekan depannya, yaitu Sabtu baru lalu kembali saya menuju kedai soto Pacitan. Bukan untuk makan soto lagi, tapi makan menu berbeda. Gudeg dan krecek.
Seporsinya berisi gudeg dan areh (santan kental berbumbu), kecrek, telur pindang, sambal, dan nasi. Tidak bagai menyantap "manisan" nangka muda, ia cocok dengan lidah Jawa Timur.Â
Makanya saya melahap sampai habis, menyisakan sendok dan piring kosong. Tidak rugi menebusnya dengan harga Rp20.000 seporsi.
Belanja Lain-lain
Selama mengunjungi pasar kaget, saya membeli dan membawa pulang jamu siap minum dalam botol (ramuan sambiloto, beras kencur, kunyit asem), masakan matang, buah, jajanan pasar, dan bubur Madura.
Bubur Madura bercita rasa manis dan berwarna-warni. Berisi candil kuning dan ungu, bubur sumsum hijau muda, ketan hitam, kacang hijau, mutiara merah muda yang lalu disiram santan dan gula merah cair.
***