Ikan jurung diolah dengan berjenis rempah digabung dengan kecombrang dan andaliman, menciptakan olahan yang terasa sangat lezat. Harmoni rasa gurih, asam, segar, pedas, dan sedikit getir membentuk keselarasan rasa yang luar biasa..
Daging, bahkan yang melekat pada tulang dan yang mengisi rongga kepalanya, disantap habis. Sisik keperakan yang juga lembut turut masuk mulut, tidak dibuang sebelum diolah.Â
Menurut tuan rumah, sisik ikan jurung berkhasiat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.
Saya tidak memikirkannya. Pastinya, pada piring lonjong hanya tersisa tulang-belulang dan kepala sudah remuk. Kuah berikut daun dan bumbu lesap, kecuali batang serai.Â
Tinggal lidah-lidah menjilati jari masing-masing, hingga tiada apa pun tersisa. Tanpa bicara, rasa puas memancar dari wajah-wajah kekenyangan.
Ikan jurung dari Sungai Asahan, Sumatera Selatan memang istimewa. Pantas saja ia dihidangkan bagi raja-raja dan pada masa lampau. Diolah dengan bumbu khas, arsik ikan jurung menjadi masakan berempah yang tak terlupakan.
Olahan ikan dan racikan beragam rempah dengan takaran tepat menghadirkan kelezatan eksotis. Saya angkat jempol untuk sang juru masak.
[1] "Jalur Rempah Nusantara: Kisah Aroma Nusantara Pemikat Dunia", Kompas Media Nusantara, Penerbit Buku Kompas, 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H